Page 51 - MAJALAH 81
P. 51

LEGISLASI






































            Wakil Ketua Pansus RUU BPJS Zubair Safawi
            tersebut  merupakan langkah mundur.   Namun pemerintah melalui surat-  tas terakhir. “Jika hal ini  tidak kunjung
            “Saya tidak tahu persis bagaimana itu   nya  tertanggal 12 Januari 2011  yang   selesai  kita  akan  lapor  kembali  pada
            terjadi.    Bayangan  kami  mungkin  itu   menyatakan bahwa RUU BPJS bersifat   Pimpinan Dewan atau kepada Bamus
            terjadi  karena  pemerintah  kesulitan   penetapan dan pengaturan mengenai   DPR,  bahwa pembahasan RUU BPJS
            untuk  mengkoordinir  delapan  men-  tata kelola, tujuan dan fungsi maupun   mengalami  deadlock  dan  kalau  me-
            teri,” ungkapnya.                 hubungan  antar  lembaga  BPJS  akan   mungkinkan  meminta  perpanjangan
                Dikemukakan  Zuber  bahwa  ala-  dituangkan  dalam  bab  khusus  yang   waktu,” jelasnya.
            san    DPR  mengapa    RUU  BPJS  ini   mengatur  tentang  BPJS  dalam  UU   Perkara  pemerintah  mau  me-
            bersifat    penetapan  dan  pengaturan,     SJSN.  Hal  ini  menunjukkan  ketidak-  ngajukan  ke  MA  itu  urusan  lain.  Na-
            disamping  tidak menyalahi UU yang   konsistenan  pemerintah.    “Kita  tidak   mun menurutnya hal  itu tidak boleh
            ada,  DPR menginginkan begitu  UU ini   bisa  bicara  substansi  karena  ketika   lama-lama, karena masyarakat sudah
            selesai bisa langsung jalan tanpa harus   kita  bicara  substansi,  pasti  itu  bicara   menunggu. Bahkan pemerintah sudah
            menunggu peraturan-peraturan lain.   pengaturan,    dan  DPR    menganggap   digugat oleh  Komite Aksi Jaminan So-
                “Makanya  kita  atur  selengkap   pemerintah    tidak  konsisten,”  pa-  sial di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
            mungkin,    kami  berharap  sekali  UU   parnya.                     Hal  ini bisa dijadikan bahan pembela-
            BPJS    cepat  disahkan  dan    walaupun   Sebagai  contoh,    dalam  UU  BI   jaran  bagi  pemerintah.    “Sebenarnya
            ada  proses  tidak  memakan  waktu   yang menyatakan bahwa Otoritas Jasa   masyarakat sangat marah atas proses
            yang  lama.    Masalahnya  ketika  ini   Keuangan (OJK)  dibentuk dengan UU.   pembahasan  UU  BPJS  yang  sangat
            terhambat,  maka  tercipta  persepsi   Pada  kenyataannya  RUU    OJK  yang   lambat. Kami menyadari betul bahwa
            masyarakat  bahwa  pemerintah  tidak   diajukan    pemerintah  bersifat  pen-  ini  menyakiti  rakyat.  Masyarakat  su-
            memihak rakyat, itu tidak bisa disalah-  gaturan secara komprehensif menge-  dah menunggu karena ini adalah dasar
            kan,” terang Zuber.               nai OJK antara lain menyangkut tugas,   dari kehidupan berbangsa dan berne-
                Saat pembahasan sampai DIM 11   pimpinan,  organ  pendukung,  pembi-  gara”, papar pria asal Bogor.
            dinyatakan lobby, sebetulnya didalam   ayaan dan lain-lain.              Zuber  menjelaskan,  bahwa  ber-
            lobby  ada  perkembangan  yang  me-   Menurut Anggota DPR dari Dae-  dasarkan    pengakuan  pemerintah,
            narik kata Zuber,  waktu itu salah satu   rah Pemilihan Kudus, bahwa  berdasar-  pemerintah  juga ingin menyelesaikan
            wakil pemerintah salah satu dirjen Ke-  kan tata tertib DPR pembahasan RUU   RUU BPJS. Namun hal  itu tidak tertu-
            menterian  Hukum  dan  HAM  menga-  BPJS sudah melampaui dua kali masa   ang didalam DIM pemerintah. “Dalam
            takan  sebetulnya  UU  ini  pengaturan   persidangan  dan    Undang-undang   kehidupan  bernegara  yang  diatur
            selagi UU tersebut tidak bertentangan   BPJS  sudah ditunggu masyarakat ba-  dalam  prosedur-prosedur,  pemba-
            dengan induknya.                  nyak. Masa persidangan ini adalah ba-  hasan  UU  itu  dasarnya  adalah  DIM.







                                                                                                                                                                                                        | PARLEMENTARIA  |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 |
               | PARLEMENTARIA |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                        |
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 81
                                                                                                                                                                                                                                       1
                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                        P
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56