Page 28 - Stabilitas Edisi 211 Tahun 2025
P. 28
Gambar 2. Status Hunian Menurut Kelayakan Fisik urbanisasi Indonesia. (Gambar 3)
Bangunan
Tantangan Penawaran
Program tiga juta rumah ini
bertujuan menyediakan tiga juta unit
rumah dalam lima tahun mendatang.
Target utama adalah masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) serta
generasi muda, khususnya milenial yang
sulit memiliki rumah di tengah tingginya
harga properti. Target ambisius ini tidak
akan mudah dicapai mengingat beberapa
tantangan yang masih menghantui baik
dari sisi penawaran maupun permintaan.
Dalam pembangunan perumahan,
tantangan dari sisi penawaran mencakup
keterbatasan lahan, kenaikan biaya
bahan baku, serta suku bunga KPR.
Keterbatasan lahan merupakan masalah
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2024
yang terus menjadi hambatan utama
Aspek kelayakan atap menjadi yang rumah tangga dengan status kepemilikan dalam pengembangan perumahan
paling minim. Dalam lima tahun terakhir, rumah sendiri hanya sebesar 56,57 di Indonesia. Berdasarkan data
rumah hunian dengan klasifikasi persen. Kemudian Provinsi Sumatera Kementerian ATR/BPN, konversi
memiliki atap terluas secara layak Utara dan Sumatera Barat masing lahan di Indonesia cukup masif, dengan
berada pada rentang 88,9 persen (2020) masing 71,46 persen dan 72,61 persen. sekitar 110.000 hektar lahan pertanian
hingga 89,58 persen (2024). Kemudian Satu alasan mengapa DKI Jakarta dikonversi setiap tahun untuk keperluan
untuk indikator atap rumah terluas menjadi provinsi dengan porsi rumah nonpertanian, termasuk perumahan.
yang memenuhi standar kelayakan tangga terkecil dengan kepemilikan Kenaikan harga bahan baku
tidak lebih dari 90 persen hunian yang rumah sendiri, terutama karena harga adalah momok bagi pengembang. Data
memenuhinya. Hal ini logis mengingat lahan yang mahal, Tingginya harga lahan dari Indonesian Cement Association
membangun sebuah rumah dimulai dari ini menjadikan harga rumah meningkat menunjukkan bahwa harga semen
fondasi, dinding baru atap. Tidak sedikit yang ditambah dengan permintaan meningkat hingga 10 persen pada 2023
banyak rumah yang awalnya beratapkan tinggi mengingat Jakarta sebagai pusat dibandingkan tahun sebelumnya, akibat
seng atau asbes, beberapa tahun Gambar 3. Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan
kemudian sudah berganti degan genteng
sejalan dengan peningkatan penghasilan Rumah Sendiri berdasarkan Provinsi 2023
rumah tangga.
Provinsi di luar Jawa menjadi
provinsi dengan persentase rumah
tangga terbesar dengan status memiliki
rumah sendiri. Data BPS tahun 20223
menunjukkan Sulawesi Barat menjadi
provinsi dengan porsi rumah tangga
dengan kepemilikan rumah sendiri
sebesar 93,35 persen. Kemudian
disusul Provinsi Lampung dan Provinsi
Kalimantan Barat masingmasing 92,4
persen dan 91,43 persen.
Sebaliknya, DKI Jakarta sebagai ibu
kota negara, menjadi provinsi dengan
porsi terkecil dalam hal rumah tangga
yang memiliki rumah sendiri. Pada 2023, Sumber : Badan Pusat Statistik, 2025, diolah
28 Edisi 211 / 2025 / Th.XX www.stabilitas.id

