Page 65 - Stabilitas Edisi 210 Tahun 2025
P. 65
ondisi berat sudah harus
dihadapi oleh pemerintahan
baru setelah terbentuk.
KKecenderungan pemutusan
hubungan kerja yang meningkat,
mencapai puncaknya ketika salah satu
perusahaan nasional yang memproduksi
tekstil dinyatakan pailit.
Adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk
(SRIL) atau Sritex yang harus pasrah KEINGINAN PAK
menerima keputusan Pengadilan PRESIDEN UNTUK
Niaga Semarang pada 21 Oktober 2024,
yang menyatakan mereka bangkrut. MENYELAMATKAN
Keruntuhan perusahaan yang dikenal KARYAWAN YANG
sebagai raja tekstil Asia Tenggara dan BESAR JUMLAHNYA
sudah mendunia karena mengerjakan
beberapa pesanan dari institusi global, INI TENTU HARUS
jelas menjadi peringatan keras akan DIBAHAS SECARA
munculnya para pengangguran baru.
Atas sebab itu pemerintahan MENDALAM DAN
Prabowo Subianto sudah sejak awal SEKSAMA. SELAIN
memutuskan untuk menyelamatkan
Sritex, yang merupakan industri padat ITU, DIPERLUKAN Herman Khaeron, Anggota
karya dan mempekerjakan 50 ribu POLA PENYELAMATAN Komisi VI DPR RI
pekerja. Perhatian juga diberikan oleh
kalangan wakil rakyat. Ketua DPR RI YANG BENAR-BENAR
Puan Maharani pun angkat bicara dan TRANSPARAN.
meminta pemerintah fokus membantu
karyawan Sritex agar jangan sampai
terkena PHK buntut pailitnya raksasa
tekstil itu. Penyelamatan sekitar 50 ribu
karyawan Sritex harus menjadi prioritas.
“Kita harus fokus terhadap perlindungan
tenaga kerja dalam menghadapi situasi
ketidakpastian seperti ini. Jangan sampai
ada PHK,” ujar Puan, awal November
2024.
Namun begitu, ada hal lain yang Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana berbagai macam hal dan aspek dari sisi
menjadi perhatian selain dari aspek Rae mengungkapkan jumlah utang keamanan intermediasi. Hal itu termasuk
PHK semata yaitu mengenai uang bank perseroan itu cukup fantastis yakni kemampuan Sritex untuk membayar
yang ada di Sritex. Raksasa tekstil yang menembus Rp14,64 triliun. Jumlah kewajibannya. Hal itu sejalan dengan
berlokasi di Sukaharjo, Jawa Tengah itu tersebut adalah total utang tercatat Sritex bank dan perusahaan pembiayaan yang
diketahui mempunyai utang dalam skala kepada 27 bank dan tiga perusahaan mempunyai mekanisme matang dan
jumbo. Kondisi itu jelas dikhawatirkan multifinance per September 2024. mapan dalam menghadapi sejumlah
akan memberi efek negatif terhadap Apabila dirinci, Dian menyebutkan, situasi seperti pailit Sritex. Kondisi
pengelolaan kualitas kredit perbankan di sebesar Rp14,42 triliun kepada tersebut lantaran kemacetan dalam dunia
Indonesia. perbankan dan Rp0,22 triliun kepada bisnis dari waktu ke waktu sering terjadi.
Situasi yang cukup pahit bagi industri perusahaan pembiayaan. PT Bank Permata Tbk (BNLI)
keuangan dalam negeri itu akhirnya Meski demikian, Dian menegaskan, menjadi salah satu bank kreditur
membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) industri perbankan yang memutuskan Sritex. Manajemen Bank Permata
angkat bicara dan merespons terkait untuk menyalurkan kredit kepada Sritex mengungkapkan piutang perseroan
isu kepailitan Sritex. Kepala Eksekutif tentunya sudah mempertimbangkan itu mencapai 37,9 juta dollar AS atau
www.stabilitas.id Edisi 210 / 2025 / Th.XIX 65