Page 43 - Stabilitas Edisi 187 Tahun 2022
P. 43

nasabah. Sehingga sekalipun nasabah
          telah membayar lunas kreditnya tetapi
          tetap saja dibebani kewajiban untuk
          membayar tunggakan kredit, bunga
          dan denda. “Dengan alasan masih
          menunggak dan macet maka jaminan
          aset klien kami tetap ditahan bahkan
          akan dilelang,” kata siaran pers Kantor
          Hukum Amir Syamsudin & Partners,
          mewakili nasabah bernama Lukas Waka,
          pertengahan Juni 2022 lalu.
            Kronologinnya, Lukas mendapat
          pinjaman atau kredit senilai Rp745 juta
          dari BPR Difobutama pada 7 Maret 2016,
          dan pinjaman tersebut menetapkan tenor
          60 bulan dengan angsuran setiap bulan
          sebesar Rp23,59 juta, dengan jaminan
          kredit rumah dan bangunan milik Lukas.
            Kuasa Hukum mengatakan kliennya
          telah mengajukan bukti-bukti, yang jelas
          menunjukkan bahwa BPR Difobutama
          secara terencana dan sistematis              Tahun ini belum ada satu pun BPR yang
          memanipulasi data kredit, melanggar
          peraturan perundang-undangan                 terpaksa dilikuidasi. Ini berbeda dengan
          perbankan, melanggar kepatutan dalam         situasi atau tahun-tahun sebelumnya. Ini di
          hubungan kemitraan dengan nasabah            luar perkiraan kami. Kalau memang sampai
          dan kepercayaan di dunia perbankan.
            “Tindakan-tindakan BPR Difobutama          akhir tahun 0 BPR yang dilikuidasi berarti
          tersebut telah merusak industri              ekonominya benar-benar menunjukkan
          perbankan pada umumnya dan bank
          perkreditan rakyat pada khususnya.           perbaikan.
          Kami juga telah membuat laporan
          kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan      Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner LPS
          laporan kepada pihak kepolisian terkait
          dengan perbuatan-perbuatan tersebut,”
          tandas Kantor Hukum milik mantan
          Menteri Hukum dan HAM itu.

          Nila Setitik                      Bank Perkreditan Rakyat dan Bank   inovasi produk serta layanannya untuk
            Kasus tersebut tentunya berpotensi   Pembiayaan Rakyat Syariah. Kedua,   memenuhi kebutuhan masyarakat.
          merusak reputasi BPR yang tengah   OJK juga mengeluarkan POJK Nomor   “Perkembangan industri BPR dan BPRS
          berjuang untuk terus memperbaiki diri   5/POJK.03/2022 tentang Lembaga   yang dinamis harus diiringi dengan
          dengan tata kelola yang baik. Apalagi   Pengelolaan Informasi Perkreditan (LPIP)   penguatan pada aspek manajemen
          Otoritas Jasa Keuangan tengah bejuang   dalam rangka mendorong penyaluran   risiko dan tata kelola agar kelangsungan
          keras mendorong pertumbuhan bisnis   kredit dan inklusi keuangan melalui   usahanya dapat tetap terjaga, agile
          BPR yang sehat. OJK telah melansir dua   pengembangan informasi perkreditan.  dan resilient,” kata Kepala Eksekutif
          aturan bidang perbankan yang bertujuan   POJK 3 Tahun 2022 dikeluarkan   Pengawas Perbankan Heru Kristiyana
          mendorong penyaluran kredit serta   OJK untuk mendorong peningkatan   dalam keterangan resminya.
          penguatan kesehatan BPR/BPR Syariah.  penerapan manajemen risiko dan tata   Penerapan manajemen risiko dan tata
            Pertama, OJK menerbitkan        kelola bagi industri BPR dan BPRS   kelola diharapkan juga dapat mengurangi
          POJK Nomor 3/POJK.03/2022         yang semakin kompleks seiring dengan   surprising event yang negatif, misalnya
          tentang Penilaian Tingkat Kesehatan   perkembangan industri jasa keuangan,   kejadian fraud dan risiko likuiditas,


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 187 / 2022 / Th.XV  43
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48