Page 45 - Stabilitas Edisi 187 Tahun 2022
P. 45

BPR tercatat 1.468, turun dari 1.506 BPR
          di 2020.
            Menurut Lembaga Penjamin
          Simpanan (LPS) banyak dari BPR yang
          tutup ini disebabkan oleh kebangkrutan
          akibat tata kelola yang buruk. Sementara
          tahun ini LPS menyebut bahwa industri
          BPR sudah semakin sehat. Pasalnya, di
          tahun ini belum ada satu pun BPR yang
          terpaksa dilikuidasi. Ini berbeda dengan
          situasi atau tahun-tahun sebelumnya.
          “Ini di luar perkiraan kami. Kalau
          memang sampai akhir tahun 0 BPR yang
          dilikuidasi berarti ekonominya benar-
          benar menunjukkan perbaikan,” kata
          Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan
          Komisioner LPS, dalam konferensi pers
          pertengahan Mei 2022 lalu.
            Jika sepanjang tahun ini benar-benar
          tak ada BPR yang dilikuidasi maka akan
          menjadi catatan tersendiri. Musababnya,
          dalam waktu beberapa tahun ke                Persaingan ke depan akan semakin berat jika
          belakang ada saja BPR yang dilikuidasi,
          rata-rata minimal lima BPR. “Kalau lagi      industri ini tidak didukung oleh SDM dan
          kenceng bisa 8 hingga 10 BPR, zaman-         teknologi informasi yang memadai. Penting
          zaman dulu. Makanya, tahun ini kita
          proyeksikan delapan,” jelas Purbaya.         pula untuk melakukan transformasi yang
            LPS sendiri sejatinya telah melakukan      berorientasi pada keinginan pasar.
          antisipasi dengan memperkirakan
          ada delapan BPR yang dilikuidasi di
          sepanjang tahun ini. Antisipasi itu          Joko Suyanto, Ketua Umum Perbarindo
          tentunya dengan menyiapkan dana
          penjaminan kepada para nasabah
          BPR yang menjadi peserta LPS. Dia
          menambahkan, umumnya BPR yang
          dilikuidasi bukan karena adanya krisis,   jasa keuangan baik bank maupun non   didukung oleh SDM dan teknologi
          tetapi lebih kepada sistem pengelolaan   bank, sangat ekspansif dalam menyasar   informasi yang memadai. Penting pula
          bank itu sendiri. BPR yang dilikuidasi   yang selama ini menjadi pangsa pasar   untuk melakukan transformasi yang
          karena ada fraud (kecurangan) di bank   BPR-BPRS. Kondisi tetntunya mendorong   berorientasi pada keinginan pasar.
          tersebut.                         terjadinya persaingan usaha yang   Termasuk mulai mempertimbangkan
                                            semakin kompetitif, antara BPR-BPRS   segmen milenial di pelayanan BPR-
          Terus Berbenah                    dengan pelaku usaha jasa keuangan.  BPRS,” tegas Joko dalam keterangan
            Perhimpunan Bank Perkreditan       Untuk itu, Ketua Umum Perbarindo   tertulis awal April 2022 lalu.
          Rakyat Indonesia (Perbarindo) mengakui   Joko Suyanto mengingatkan kepada   Selama pandemi, kinerja Industri
          industri BPR-BPRS saat ini memang   seluruh anggota Perbarindo untuk   BPR tetap tumbuh positif walaupun
          menghadapi tantangan yang tidak   meningkatkan kualitas SDM agar     melambat. Seperti terlihat pada indikator
          mudah. Kondisi pandemi Covid-19 yang   mampu bersaing di era teknologi digital.   kinerja pada Tahun 2021. Aset industri
          belum diketahui sampai kapan akan   Pemilik dan pengelola BPR/BPRS   BPR tumbuh sebesar 8,62 persen dan
          berakhir, tentu akan terus membayangi   harus menyediakan dan meningkatkan   BPRS tumbuh 14,16 persen. Sedangkan
          pertumbuhan kinerja BPR-BPRS. Selain   infrastruktur di bidang teknologi   Kredit yang disalurkan Rp116,58 triliun
          itu, perkembangan bisnis yang dinamis   informasi. “Persaingan ke depan akan   tumbuh sebesar 5,24 persen (BPR) dan
          mendorong berbagai pelaku Lembaga   semakin berat jika industri ini tidak   12,20 persen (BPRS).*


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 187 / 2022 / Th.XV  45
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50