Page 26 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 26
pertumbuhan kredit konsumtif sebesar menjelaskan bahwa kenaikan CoF dan
8,2 persen pada 2024. ketidakmampuan menaikkan bunga
Suwandi Wiratno, Ketua Umum pinjaman akibat daya beli yang lemah
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan telah menipiskan spread bunga. “Faktor
Indonesia (APPI), menyoroti penurunan musiman seperti penurunan penjualan
daya beli akibat kehilangan pekerjaan pasca-Ramadan dan kebijakan pajak baru
dan berkurangnya pendapatan memperburuk tekanan,” ujar dia.
rumah tangga sebagai faktor utama.
“Ketidakpastian global, seperti ancaman Diversifikasi dan Konsolidasi
tarif ekspor AS, dan kebijakan fiskal Untuk menghadapi badai
domestik yang ketat, seperti pajak perlambatan pembiayaan, pelaku
kendaraan baru, semakin membebani industri multifinance menerapkan
industri,” ujarnya. strategi berbasis manajemen risiko yang
APPI memproyeksikan pertumbuhan menekankan kualitas aset, efisiensi
industri multifinance hanya akan operasional, dan diversifikasi portofolio.
mencapai 7-8 persen pada 2025, di Dua pendekatan utama yang menonjol
bawah target OJK sebesar 8-10 persen. adalah seleksi kredit berbasis risiko dan
Namun, peluang seperti insentif pajak digitalisasi, serta strategi diversifikasi
dan pameran otomotif bisa memberikan portofolio dan ekspansi ke segmen baru.
angin segar. “Disiplin dalam manajemen CIMB Finance (CNAF) menjadi
risiko, konsolidasi industri, dan contoh sukses dengan pendekatan
Dewa Made Susila, perbaikan struktural untuk mendongkrak selektif, menjaga NPF di 1,32 persen
CEO Adira Finance daya beli akan menjadi penentu per Mei 2025 melalui risk-based pricing
keberlanjutan industri,” tegas Suwandi. dan aplikasi scoring. Meski ROA
Kami membangun pembiayaan bermasalah (non-performing turun menjadi 4,72 persen, aset CNAF
Data OJK juga menunjukkan rasio
tumbuh 27 persen yoy menjadi Rp12,64
ekosistem digital financing/NPF) yang naik menjadi 2,71 triliun. Digitalisasi melalui CNAF
secara mandiri persen pada November 2024, meningkat Mobile App dan otomatisasi pengajuan
melalui platform 7,27 persen yoy, mengindikasikan kredit meningkatkan efisiensi dan
risiko kredit yang meningkat. Alhasil,
meminimalkan risiko kesalahan. “Fokus
adiraku, momobil. perusahaan multifinance kini berada pada nasabah dengan profil risiko baik
id, moservice. di persimpangan: menjaga volume adalah kunci menjaga kualitas aset,”
pembiayaan untuk mempertahankan
tegas Ristiawan Suherman, Presiden
id, dan danadira. pendapatan sambil menerapkan seleksi Direktur CNAF.
CNAF mencatatkan lonjakan
Digitalisasi bukan kredit ketat untuk melindungi kualitas pembiayaan mobil bekas sebesar 33
aset.
sekadar saluran Kenaikan biaya dana (cost of persen yoy menjadi Rp1,98 triliun per
baru, melainkan fund/CoF) akibat suku bunga tinggi Maret 2025, dengan target Rp6 triliun.
Untuk EV, CNAF mencapai kredit Rp563
memperumit situasi, karena menaikkan
fondasi model bunga pinjaman dapat semakin miliar per Oktober 2024, naik 147 persen
bisnis masa depan. melemahkan daya beli konsumen. yoy, didukung suku bunga kompetitif dan
infrastruktur charging station.
Strategi seperti risk-based pricing dan
Perusahaan yang penilaian kredit berbasis data menjadi Mandala Finance mencatatkan
tidak adaptif akan kunci untuk menjaga likuiditas dan kenaikan ROA menjadi 3,28 persen
stabilitas keuangan di tengah pasar yang
melalui digitalisasi dan pengendalian
tertinggal. penuh tantangan. biaya. Roberto AK Un, Direktur
Profitabilitas industri multifinance Keuangan, menekankan pentingnya
juga tertekan, dengan return on assets seleksi debitur yang ketat dan
(ROA) turun menjadi 4,94 persen pada pemantauan portofolio secara real-time.
kuartal pertama 2025 dibandingkan 5,57 Sementara itu, Mandiri Utama Finance
persen pada periode sebelumnya. Nailul (MUF) menggabungkan digitalisasi
Huda, Direktur Ekonomi Digital Celios, dengan ekspansi jaringan dealer dan joint
26 Edisi 216 / 2025 / Th.XXI www.stabilitas.id

