Page 30 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 30
RISET
Tabel Perbandingan Koperasi dan BUMDesa
Aspek Koperasi BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)
Asas Kekeluargaan dan kegotongroyongan; Pengelolaan aset desa secara profesional untuk
keanggotaan sukarela dan terbuka kesejahteraan masyarakat desa
Tujuan Meningkatkan kesejahteraan anggota melalui Meningkatkan PADes (Pendapatan Asli Desa),
pelayanan dan pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) mengoptimalkan aset desa, dan menyediakan layanan
publik
Basis Undang- UU No. 25 Tahun 1992; Inpres No. 9 Tahun 2025 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa; PP No. 11 Tahun 2021
Undang (Koperasi Merah Putih)
Model Bisnis • Simpan pinjam • Pengelolaan wisata desa
• Distribusi kebutuhan pokok • Pengelolaan air bersih
• Pemasaran hasil bumi anggota • Perdagangan hasil bumi
• Keuntungan dibagikan ke anggota (SHU) • Jasa transportasi
• Keuntungan menjadi PADes
Pemilik dan Anggota (warga desa); dikelola secara demokratis Desa (melalui Musyawarah Desa); dikelola tim profesional
Pengelola oleh pengurus terpilih yang ditunjuk pemerintah desa
Akuntabilitas Internal (kepada anggota) Publik (kepada seluruh warga desa)
Ruang Gerak Lintas desa; fleksibel dalam ekspansi usaha Terbatas pada wilayah desa; fokus pada potensi lokal
Sumber Modal Iuran anggota, APBN/APBD, pinjaman bank Penyertaan modal desa (APBDes), bantuan pemerintah,
kerja sama pihak ketiga
Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber
Klaten, Jawa Tengah. BUMDESA ini keduanya. BUMDESA ditekankan untuk karet yang fokus pada off farm (pasca
mengelola potensi mata air yang mengelola aset desa dimana semua desa panen). Apabila koperasi desa memiliki
melimpah di desa Ponggok. Pada awalnya di Indonesia dipastikan memiliki aset, keterbatasan modal untuk ekspansi usaha
mengelola kolam renang desa yang kurang contoh yang palin nyata adalah aset menjadi koperasi petani karet yang bisa
terawat. Dengan sentuhan profesional, berwujud tanah bengkok. memproduksi lateks, maka BUMDESA bisa
kolam tersebut disulap menjadi destinasi Selain aset tanah bengkok, ada mengambil peran tersebut.
wisata air unggulan dengan berbagai potensi lain yang bisa dijadikan Alhasil ada nilai tambah yang berasal
wahana dan fasilitas modern. komoditas oleh BUMDESA yakni sampah. dari pemrosesan karet mentah ke bentuk
Tidak hanya berhenti di pengelolaan Pengelolaan sampah yang berkelanjutan latex. Nilai tambah ini berputar di dalam
kolam renang, BUMDESA Tirta Mandiri dan profesional oleh BUMDESA pada desa tersebut dan dihasilkan oleh entitas
juga merambah ke bisnis minimarket, akhirnya akan bisa menjadikan BUMDESA koperasi petani karet dan BUMDESA yang
rumah makan, dan pengelolaan rumah melakukan ekspansi ke luar desa, sesuatu fokus di sisi off farm. Selain nilai tambah,
penginapan. Omzetnya luar biasa untuk yang sulit dilakukan koperasi desa. Pada terdapat potensi dampak positif lain yang
ukuran desa dan bahkan melebihi alokasi titik tertentu BUMDESA bisa membentuk signifikan.
dana desa itu sendiri yakni mencapai lebih konsorsium BUMDESA antar desa yang Manfaat tersebut adalah penguatan
dari Rp14 miliar per tahun. bisa mengelola sampah. aspek sosial. Kolaborasi antara BUMDESA
Selain itu, BUMDESA bisa menjadi dan koperasi desa baik yang sudah
Kolaborasi, bukan kompetisi pengelola hilir produk pertanian agar ada maupun yang akan dibentuk
Potensi konflik antara BUMDESA dan sejalan dengan program hilirisasi di dapat mempererat hubungan sosial di
koperasi desa sebenarnya bisa diubah bidang pertanian yang digalakkan komunitas desa. Contoh sinergi petani
menjadi sinergi dan kolaborasi. Salah pemerintah. Sebagai contoh, satu karet di atas memberikan dampak positif
satu aspek yang bisa digunakan untuk desa memiliki produk unggulan karet. bukan hanya bagi petani karet tapi seluruh
mewujudkan kolaborasi ini adalah Koperasi desa disana merupakan warga desa melalui peningkatan potensi
perbedaan model bisnis di antara koperasi yang beranggotakan petani pendapatan asli desa (PADesa).
30 Edisi 216 / 2025 / Th.XXI www.stabilitas.id

