Page 67 - Stabilitas Edisi 188 Tahun 2022
P. 67

(incumbent), maupun pendirian bank
          baru yang langsung berstatus full digital
          banking.
            “Dalam aturan ini, OJK memperjelas
          definisi bank digital. Namun demikian,
          OJK tidak mendikotomikan antara bank
          yang telah memiliki layanan digital,
          bank digital hasil transformasi dari bank
          incumbent, ataupun bank digital yang
          terbentuk melalui pendirian bank baru
          (full digital bank). Bagaimanapun bank
          tetaplah bank, bank is bank,” kata Heru.
            Heru menegaskan ketentuan di
          POJK ini sama sekali tidak memberikan
          tambahan beban pengaturan baru kepada
          bank, namun justru memberikan payung
          pengaturan bagi bank dalam melakukan
          transformasi dan akselerasi digital,
          penyederhanaan dan efisiensi jaringan
          kantor, serta memberikan kesempatan
          bagi bank khususnya bank berbadan
          hukum Indonesia untuk saling bersinergi      OJK tidak mendikotomikan antara bank
          dalam rangka peningkatan efisiensi dan
          perluasan layanan.                           yang telah memiliki layanan digital,
            Dalam mendukung dan mempertegas            bank digital hasil transformasi dari bank
          konsolidasi perbankan sesuai yang            incumbent, ataupun bank digital yang
          dicanangkan OJK, ketentuan mengenai
          sinergi perbankan dalam POJK Bank            terbentuk melalui pendirian bank baru (full
          Umum ini bertujuan untuk mendukung           digital bank).
          efisiensi dan optimalisasi sumber daya
          bank dan lembaga jasa keuangan lain
          dalam Kelompok Usaha Bank (KUB).             Heru kristiyana, OJK
          Harapannya, konsolidasi perbankan
          dengan membentuk KUB dapat menjadi
          pilihan yang menguntungkan bagi   menjadi suatu keniscayaan. Kondisi   digital di Indonesia hanya didasarkan
          bank, termasuk bank yang masih belum   demikian mengharuskan perbankan   pada data KTP dan nomor handphone,
          memenuhi modal inti minimum Rp3   untuk menempatkan transformasi digital   di mana data tersebut belum terdeteksi
          triliun.                          sebagai prioritas dan sebagai salah   dengan baik.
            Penguatan aturan kelembagaan    satu strategi dalam upaya peningkatan   Sebagai informasi, saat ini pay later
          antara lain juga dilakukan dengan   daya saing bank. Dengan demikian,   menjadi layanan yang sering ditawarkan
          peningkatan persyaratan modal menjadi   POJK ini akan mendorong percepatan   oleh bank digital karena tanpa adanya
          sebesar Rp10 triliun untuk pendirian   transformasi digital sektor perbankan,”   jaminan. Namun hal itu berisiko karena
          bank baru, baik dengan model bisnis   kata Heru.                     data personal di Indonesia masih lemah
          bank tradisional, ataupun pendirian                                  dibandingkan dengan di negara lain, di
          bank yang full digital. Selanjutnya, untuk   Berhati-hati            mana data personal dapat menjelaskan
          mendukung terlaksananya implementasi   Sementara itu, Ekonom Senior   sisi perilaku. Artinya bank digital dapat
          pengaturan secara efektif dan     Institute for Development of Economics   mengantisipasi sebelum memberikan
          pengawasan yang lebih efisien, dalam   and Finance (Indef) Aviliani mengimbau   fasilitas pay later. Ke depan pemerintah
          POJK ini telah dilakukan redefinisi   agar bank digital berhati-hati dalam   perlu membantu para orang-orang di
          pengelompokan bank.               menjalankan bisnisnya, termasuk saat   digital untuk memberikan data yang
            “Pandemi telah mendorong        menawarkan layanan pay later. Pasalnya,   valid, nomor HP, serta penggunaan
          transformasi digital di sektor perbankan   basis data pengguna layanan keuangan   listrik.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 188 / 2022 / Th.XVII  67
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72