Page 72 - Stabilitas Edisi 188 Tahun 2022
P. 72

lambat, lebih ambisius atau mungkin
                                                                               lebih konservatif, dalam melakukan
                                                                               penyesuaian-penyesuaian, untuk
                                                                               menjaga keseimbangan antara inflasi,
                                                                               yang diharapkan relatif rendah dan
                                                                               stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang
                                                                               kita harapkan akan terus tumbuh tinggi,”
                                                                               ungkap Menkeu.
                                                                                  APBN tahun 2023, kata Menkeu,
                                                                               juga diarahkan agar tetap responsif dan
                                                                               fleksibel sebagai shock absorber untuk
                                                                               mempertahankan daya beli masyarakat
                                                                               serta melanjutkan pemulihan ekonomi,
                                                                               namun di saat yang sama juga dipastikan
                                                                               agar tetap sehat dan berkelanjutan.

                                                                               Terlalu Optimistis
                                                                                  Akan tetapi, pengamat kebijakan
                                                                               publik Achmad Nur Hidayat menilai
                                                                               bahwa angka-angka indikator ekonomi
                                                                               yang ditetapkan pemerintah terlalu
                                                                               optimistis. Sebabnya adalah ekspektasi
                                                                               itu seperti tidak memperhitungkan
                                                                               dampak dari konflik Rusia dan Ukraina
                                                                               yang menyebabkan ekonomi global
                                                                               terdampak tidak ringan.
                                                                                  “Target (pertumbuhan ekonomi) 5,9
                                                                               persen dengan tingkat inflasi berkisar
                                                                               2,0-4,0 persen year on year adalah target
                                                                               yang terlalu optimistis dan sangat tidak
                                                                               realistis. Selain itu juga tidak membumi
                            Bank Dunia                                         seolah  ancaman perang Ukraina-Rusia
                      mengisyaratkan                                           hilang dan tidak ada ancaman stagflasi di
                     tahun 2023 dunia       forum sependapat bahwa kontribusi sisi   seluruh dunia,” kata Hidayat.
                     dihantui stagnasi      produksi atau supply pada inflasi dunia   Seperti bisa dilihat, saat ini para
                  dalam pertumbuhan         saat ini lebih dominan dibandingkan   pemimpin dunia sedang ketar-ketir
                          ekonomi dan       kontribusi dari sisi demand atau   terkait prediksi dari lembaga militer
                                                                               Eropa NATO yang mengatakan bahwa
                                            permintaan
                  peningkatan inflasi.         Jika pengetatan terjadi dengan   perang Ukraina-Rusia akan berlangsung
                       Keduanya akan        cepat dan tinggi, maka akan berdampak   lebih lama dari perkiraan. Risiko perang
                 terjadi bersamaan di       pada perlemahan ekonomi global dan   yang berlarut-larut ini tentu akan
                           tahun 2023.      akan menimbulkan spillover ke seluruh   berimbas pada ekonomi dunia.

                                            dunia termasuk Indonesia. Dalam       Laporan terbaru Bank Dunia
                                            hal ini, asumsi inflasi dan nilai tukar   berjudul Global Economic Prospects
                                            diperkirakan akan mengalami tekanan ke   memproyeksikan ekonomi global hanya
                                            depan.                             akan tumbuh 2,9 persen tahun 2022,
                                               “Kami sebagai pengelola fiskal dan   lebih kecil dari 5,7 persen pada 2021.
                                            Bank Indonesia sebagai otoritas moneter   Angka tersebut 1,2 poin persentase lebih
                                            akan terus melakukan rekalibrasi dengan   rendah dari perkiraan pada Januari
                                            melihat perkembangan data-data yang   2022. Tahun 2023 malah dunia dihantui
                                            akan memberikan guidance ke kita,   stagnasi dalam pertumbuhan ekonomi
                                            apakah kita perlu lebih cepat atau lebih   dan peningkatan inflasi. Keduanya terjadi


         72   Edisi 188 / 2022 / Th.XVII    www.stabilitas.id
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77