Page 23 - Stabilitas Edisi 184 Tahun 2022
P. 23
Indonesia, tentu saja, tidak bisa
dikecualikan, terutama dari sisi
likuiditas. Nantinya ketika suku
bunga utama AS dinaikkan, hampir
bisa dipastikan aset-aset non dollar
AS akan kehilangan pamornya, dan
investor akan mengalihkan dananya
ke aset dollar AS. “Terpantau, The Fed
berencana menaikkan suku bunganya
pada pertengahan tahun 2022.Suku
bunga global mungkin akan naik tahun
ini tapi secara perlahan,” ujar Mirza
Adityaswara, Direktur Utama LPPI.
Langkah normalisasi kebijakan
dari otoritas moneter AS itu tentu akan
mempengaruhi likuiditas dunia dan juga
Indonesia. Meski begitu, Mirza menilai
kondisi likuiditas dalam negeri masih
dalam zona aman kendati sebelumnya
Bank Indonesia menyesuaikan kebijakan
giro wajib minimum (GWM) untuk
perbankan.
Di sisi lain, Bank Indonesia Mirza Adityaswara
pun memang tengah bersiap untuk
melakukan normalisasi kebijakan
moneternya juga. Setelah dua tahun
ikut menangkal dampak pandemi Terpantau, The
pada perekonomian bersama dengan Federal Reserve
pemerintah, BI berencana akan kembali berencana
megembalikan kebijakan pada jalur
emua akan kembali normal. normal. Yang sudah terlihat adalah dari menaikkan suku
Sejatinya dalam kondisi sisi GWM yang akan dikerek. bunganya pada
wajar, pernyataan itu Saat ini untuk simpanan wajib bank
Smerupakan ungkapan yang umum konvensional di BI masih sebesar pertengahan tahun
menggembirakan. Tetapi kali ini 3,5 persen dari dana kelolaannya. Mulai 2022. Suku bunga
situasi tersebut justru memberi sinyal 1 Maret 2022, rasionya dinaikkan 1,5
ketidaknyamanan pada sektor keuangan. persen, sehingga menjadi 5,0 persen global mungkin akan
Ya, setelah beberapa tahun kebijakan dengan pemenuhan seluruhnya secara naik tahun ini tapi
moneter dunia dipengaruhi oleh langkah rata-rata.
‘tidak normal’ The Federal Reserve Kemudian mulai 1 Juni, angkanya secara perlahan
dalam menangkal pandemi, ketika hal akan kembali dinaikkan 1 persen, namun kondisi
itu akan berakhir tentu membikin semua sehingga menjadi 6,0 persen dengan
was-was. pemenuhan seluruhnya secara rata-rata. likuiditas masih
Kebijakan pembelian aset besar- Dan akhirnya pada 1 September nanti, aman
besaran atau quantitative easing yang rasionya dinaikkan kembali 0,5 persen,
dibarengi oleh pengenaan bunga acuan sehingga menjadi 6,5 persen dengan
super rendah oleh bank sentral AS itu, pemenuhan seluruhnya secara rata-rata.
tahun ini diperkirakan akan berbalik Sementara untuk kelompok bank
arah. Langkah back to normal yang syariah, kenaikan GWM sebesar 50
didorong pemulihan ekonomi AS yang bps diterapkan mulai 1 Maret 2022.
mulai terlihat justru berpotensi membuat Lalu 50 bps mulai 1 Juni 2022, dan 50
pemulihan di negara lainnya terganjal bps mulai 1 September 2022, sehingga
www.stabilitas.id Edisi No.184 / Tahun 2022 23

