Page 28 - Stabilitas Edisi 184 Tahun 2022
P. 28
LAPORAN UTAMA
menjaga ketahanan kinerja. Ini bisa mengaudit fungsi mitigasi risiko dan
dilakukan dengan cara diversifikasi fungsi untuk menangkal serangan siber,”
portfolio dengan sumber pendanaan jelas dia.
yang sehat. Selain itu juga perlu early Bank DKI sudah mempunyai produk-
warning signal atas potensi risiko baik produk digital, seperti mobile banking,
dari faktor internal, market/makro kartu uang elektronik, server based,
maupun counterparty bermasalah. serta Mobile Point of Sale (MPOS)
Kemudian melakukan stress testing dan yang bertujuan untuk mendigitalisasi
action plan untuk menghadapi kondisi masyarakat menengah ke bawah. “Kami
krisis. “Pastikan juga bahwa permodalan punya agen bank yang ada di pasar atau
dan likuiditas yang solid, sejalan dengan komunitas masyarakat. Digitalisasinya
membangun stabilitas perfoma bottom disitu. Agen bank kami tempatkan
line,” papar Yusak. di MPOS jadi bisa berfungsi sebagai
Eduard Guntoro Purba, Executive mini ATM untuk bertransaksi dan bisa
Vice President of Risk Management mendigitalisasikan uang kas diterima dan
BCA menyampaikan pihaknya juga transkasinya digital,” kata Amirul.
melakukan perubahan secara digital Sementara Direktur Utama Bank
untuk mengikuti kebiasaan masyarakat. Neo Commerce Tjandra Gunawan,
Transaksi digital BCA menurut dia terus mengatakan perlu kebersamaan antara
mengalami peningkatan dari tahun penyedia layanan dan pengguna layanan
ke tahun yang membuat optimisme untuk menangkal risiko cyber crime.
berkembang. Untuk itu dia mengajak nasabah untuk
Eduard Guntoro Purba “Tren digitalisasi juga membuat kita menerapkan praktik cyber hygiene atau
bergerak dan mampu mengimbangi, BCA pengamanan dalam transaksi secara
membuktikannya. Transaksi digital kami digital, guna mencegah kejahatan siber.
Tjandra menjabarkan sejumlah
Tren digitalisasi terus meningkat, bagaimana aplikasi bisa langkah cyber hygiene yang bisa
melayani kebutuhan ini penting. BCA
juga membuat kita diuntungkan kualitas nasabah relatif dilakukan nasabah, agar terhindar dari
bergerak dan mampu lebih baik karena hubungan lama, juga praktik kejahatan siber. Pertama, nasabah
didukung keberadaan transaksi dan
diminta untuk terus memperbarui
mengimbangi. payment sehingga penanganan persoalan aplikasi layanan penyedia jasa transaksi,
Transaksi digital kami lebih baik dan nasabah care bisnis sebab dalam setiap pembaruan terdapat
peningkatan fitur keamanan. Kemudian,
jangka panjangnya,” tandas Eduard.
terus meningkat, untuk memperkuat keamanan dari suatu
bagaimana aplikasi Menangkal Cyber Crime aplikasi, nasabah perlu mengaktifkan
Sebagai dampak lanjutan dari tren
fitur autentikasi dua faktor (two-step
bisa melayani digitalisasi, bank juga sudah siaga akan authentication), sehingga akun nasabah
kebutuhan ini penting. risiko yang muncul dari kecenderungan tidak mudah dibobol oleh oknum.
Selain itu, nasabah dapat
BCA diuntungkan praktik tersebut. Salah satu ancman memanfaatkan fungsi biometrik seperti
yang terbesar adalah maraknya
kualitas nasabah kejahatan siber. Direktur Teknologi identifikasi sidik jari atau pengenal
relatif lebih baik dan Operasional Bank DKI Amirul muka pada aplikasi keuangannya.
Wicaksono menyebut langkah-langkah
“Selalu ingat untuk melakukan langkah-
karena hubungan lama untuk menangkal serangan siber salah langkah preventif lainnya seperti
satunya dengan pendekatan IT Security tidak membagikan data rahasia, mulai
Cyber Architecture. Dengan langkah dari username, password, sampai
tersebut, sejauh ini Bank DKI masih menginformasikan kode OTP kepada
aman dari risiko serangan siber karena, pihak yang tidak dikenal,” ujar Tjandra
bank memiliki regulasi yang ketat. “Di seraya menambahkan langkah terakhir,
bank ada regulasinya, seperti Peraturan nasabah diminta untuk selalu melakukan
Manajemen Risiko dalam Penggunaan verifikasi apabila dihubungi oleh pihak
Teknologi (MRTI). Dari OJK juga selalu yang mengatasnamakan bank.
28 Edisi No.184 / Tahun 2022 www.stabilitas.id

