Page 23 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 23
6,82 persen per Juli 2025, mendekati
capaian bank umum. Kepala Eksekutif
Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana
Rae menegaskan transformasi BPD
menjadi keharusan agar mampu bersaing
di industri perbankan.
OJK melaporkan, kinerja BPD secara
umum cukup solid. Aset tumbuh 7,29
persen dan dana pihak ketiga (DPK)
meningkat 7,30 persen. Pertumbuhan
tersebut menunjukkan daya tarik
masyarakat terhadap BPD sebagai
lembaga keuangan daerah.
Kini dengan likuiditas lebih
longgar, BPD diperkirakan akan mulai
berani menurunkan bunga kredit,
terutama di sektor produktif seperti
UMKM, perdagangan lokal, dan proyek
infrastruktur daerah. Sampai Agustus,
ketika BI Rate sudah diturunkan empat
kali menjadi 5,00 persen, suku bunga
kredit bank masih bertahan. Raden Agus Trimurjanto, Direktur
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Pemasaran dan Unit Usaha Syariah
Warjiyo mengaku memang industri Bank BPD DIY
perbankan lambat menurunkan suku Tiap-tiap bank
bunga kredit. Hal itu terlihat pada Juli
2025 saat suku bunga kredit tercatat daerah akan
sebesar 9,16 persen atau relatif stagnan berbeda dalam
dibanding bulan sebelumnya.
“Penurunan suku bunga kredit strategi pemenuhan
perbankan masih berjalan lambat. Pada modalnya karena
ertumbuhan ekonomi Juli 2025, suku bunga kredit tercatat
Indonesia yang mengagetkan sebesar 9,16 persen, masih relatif sama sangat bergantung
namun menggembirakan, dengan bulan sebelumnya,” kata Perry pada kebijakan
Pdipadukan dengan dalam konferensi pers virtual.
pelonggaran suku bunga yang pemerintah daerah
dilakukan oleh bank sentral, telah Langkah Lanjut masing-masing.
mulai mengendurkan ketegangan Biar begitu, besaran suku bunga
likuiditas yang sempat menekan sektor kredit, terutama di BPD akan segera Bagi Bank BPD
perbankan. Kebijakan fiskal terbaru turun. Lebih dari itu, beberapa bank DIY, dalam waktu
yang memindahkan dana pemerintah ke daerah tampaknya akan kembali dekat belum akan
perbankan komersial juga menambah menyiapkan diri melanjutkan rencana
ruang likuiditas dalam sistem keuangan. yang tertunda yaitu melantai di bursa melakukan IPO.
Kondisi itu jelas menerbitkan kembali demi meningkatkan daya saingnya di
optimisme bank untuk kembali bersaing industri perbankan. Setelah beberapa
sekaligus menambah kinerja pembiayaan tahun terakhir tertekan akibat pandemi,
di sisa tahun ini. Tidak hanya buat bank- digitalisasi, hingga ketatnya persaingan
bank besar, mereka yang bermodal lebih likuiditas, kini seiring perbaikan
kecil, seperti Bank Pembangunan Daerah ekonomi, beberapa bank tengah
(BPD). menyiapkan strategi agresif di sisa
Otoritas Jasa Keuangan mencatat tahun ini dengan menyiapkan rencana
pertumbuhan kredit BPD mencapai Penawaran Umum Perdana (Initial Public
www.stabilitas.id Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 23

