Page 24 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 24

Offering/IPO) saham di 2025.       memiliki kemampuan keuangan yang
                                               Salah satunya adalah Bank DKI.   baik dan dari sisi penerimaan dividen
                                            Sejak awal tahun isu bahwa bank yang   bagus maka pemilik akan melakukan
                                            saat ini telah berganti nama menjadi   pemenuhan melalui setoran modal.
                                            Bank Jakarta akan go public telah     Namun demikian, Agus melihat
                                            mengemuka. Bahkan manajemen sudah   ada juga dari pertimbangan kecepatan
                                            menyampaikan rencananya untuk      pertumbuhan bisnis, apabila terlalu cepat
                                            melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).   atau dengan kata lain, pertumbuhan
                                            Langkah tersebut juga sudah disetujui   modalnya tidak bisa mengimbangi maka
                                            melalui Rapat Umum Pemegang Saham   salah satu opsi bisa melalui IPO. “Bagi
                                            Tahunan (RUPST) belum lama ini.    Bank BPD DIY, dalam waktu dekat belum
                                               Meski demikian, Direktur Utama   akan melakukan IPO,” ujarnya.
                                            Bank DKI Agus H. Widodo belum mau     Jika berkaca pada saham-saham
                                            mengungkapkan kapan bank tersebut   bank daerah yang sudah melantai di
                                            merealisasikan aksi korporasi ini.   BEI, kinerja harganya juga tergolong
                                            Pasalnya, OJK juga belum menerima   memiliki tren koreksi. Adapun, dua bank
                                            surat resmi pengajuan dari Bank    daerah yang sudah melantai di bursa
                                            DKI untuk melakukan IPO. “Sedang   adalah Bank BJB (BJBR) dan Bank Jatim
                                            berproses, kami berharap langkah   (BJTM).
                                            tersebut bisa meningkatkan kepercayaan   Hingga penutupan perdagangan awal
                                            kepada BPD,” ujar dia.             Juni lalu, baik BJBR maupun BJTM
                Ekky Topan, Analis Infovesta   Kepala Eksekutif Pengawas       mengalami penurunan jika dilihat sejak
                            Kapital Advisori   Perbankan OJK Dian Ediana Rae   awal tahun. BJBR mengalami penurunan
                                            mengatakan bahwa manajemen Bank    sekitar 8,24 persen menjadi Rp835 per
             Bank-bank daerah               Jakarta memang tengah menunggu     saham dan BJTM mengalami penurunan
                                                                               7,41 persen menjadi Rp500 per saham.
                                            momen yang tepat untuk langkah IPO
                     yang hendak            tersebut. Selanjutnya, Dian juga tak   Analis Infovesta Kapital Advisori,
                  melakukan IPO             membantah jika ada beberapa bank   Ekky Topan mengatakan emiten bank
             harus benar-benar              daerah lain yang sempat melakukan   daerah seperti BJTM dan BJBR memiliki
                                                                               pergerakan yang relatif stagnan dalam
                                            komunikasi dengan OJK untuk
             memiliki kesiapan              melakukan IPO.                     beberapa tahun terakhir. Meskipun, dua
                                               Sayangnya, ia tak mau
                     fundamental            mengungkapkan bank-bank daerah mana   bank tersebut masih memiliki valuasi
                                                                               yang menarik dan dividen yang cukup
                         yang kuat.         saja yang sudah melakukan komunikasi   tinggi.
                                                                                  Lebih lanjut, ia bisa memahami
                    Keterbatasan            tersebut. Dian hanya bilang jika bank   mengapa saham-saham BPD belum
                                            daerah melakukan IPO bisa mendorong
                    skala bisnis di         pemerintah daerah sebagai pemegang   terlalu dilirik atau di apresiasi investor.
                 daerah menjadi             saham pengendali untuk melakukan tata   Oleh karenanya, ia berharap bank-
                                                                               bank daerah yang hendak melakukan
                                            kelola yang baik. “Ini sangat menarik
              penghambat bagi               karena bisa mendisiplinkan pemerintah   IPO harus benar-benar memiliki
                   investor untuk           daerah sebagai pemegang saham. Kan   kesiapan fundamental yang kuat.
                                                                               “Keterbatasan skala bisnis di daerah
                                            tidak mudah untuk bisa memberikan
                    menanamkan              keyakinan investor di pasar modal,” ujar   menjadi penghambat bagi investor untuk
                 uang di emiten-            Dian.                              menanamkan uang di emiten-emiten
                                               Sementara itu, Direktur Pemasaran
                                                                               BPD,” tandas Ekky.
                      emiten BPD.           dan Unit Usaha Syariah Bank BPD DIY   Kinerja BPD tampak menunjukkan
                                            Raden Agus Trimurjanto mengatakan   geliat positif. Dengan 27 bank daerah
                                            tiap-tiap bank daerah akan berbeda   yang tersebar di seluruh Indonesia,
                                            dalam strategi pemenuhan modalnya   total asetnya per Maret 2024 mencapai
                                            karena sangat bergantung pada kebijakan   hampir Rp 973 triliun, tumbuh 5,92
                                            pemerintah daerang masing-masing. Dia   persen dibanding tahun sebelumnya.
                                            mencontohkan apabila pemilik masih   BPD punya keunggulan khas: basis


         24   Edisi 217 / 2025 / Th.XXI    www.stabilitas.id
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29