Page 27 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 27

penting bagi perekonomian Indonesia.   alokasi belanja. Hal ini berimplikasi
                                            Meskipun porsinya kecil dalam Produk   pada ruang fiskal yang sempit untuk
                                            Domestik Bruto (PDB) sisi pengeluaran,   belanja produktif seperti pendidikan,
                                            dampaknya bagi beberapa sektor penting.  kesehatan, atau infrastruktur. Kemudian,
                                               Sektor terkait yang memiliki kedekatan   penerimaan negara khususnya dari pajak
                                            dengan belanja pemerintah antara lain   melorot akibat perlambatan ekonomi
                                            sektor perhotelan, jasa transportasi   serta rendahnya harga komoditas ekspor.
                                            dan industri makanan-minuman sejenis   Ketiga, pemangkasan transfer ke daerah
                                            katering. Lebih parahnya lagi, sektor yang   dan belanja non-prioritas. Tujuannya
                                            terdampak tersebut mayoritas berada   menjaga keseimbangan fiskal serta agar
                                            di luar Jakarta. Salah satu dari ketiga   APBN tetap bisa diarahkan ke program
                                            contoh sektor tersebut memiliki kaitan   prioritas nasional, seperti program makan
                                            erat dengan IKNB yakni jasa transportasi   bergizi gratis dan ketahanan pangan.
                                            yang tidak bisa dipisahkan dari industri   Pada tahun ini (2025), total utang
                                            keuangan leasing.                  pemerintah yang jatuh tempo mencapai
                                               Seperti diketahui, porsi belanja   Rp800,33 triliun. Angka ini terdiri dari
                                            pemerintah mengalami penurunan     Surat Berharga Negara (SBN) sebesar
                                            di tahun 2025. Pada tahun 2024, porsi   Rp705,5 triliun dan pinjaman asing
                                            belanja pemerintah sebesar 15,18 persen   sebesar Rp94,83 triliun. Jumlah ini
                                            PDB. Memasuki tahun 2026, porsinya   melonjak signifikan dibandingkan tahun
                                            turun menjadi kisaran 14,19-14,75   2024 yang hanya berkisar Rp434,29 triliun
                                            persen. Angka ini juga lebih rendah dari   dan mencerminkan akumulasi kewajiban
                                            outlook APBN 2025 sebesar 14,82 persen.   besar akibat penerbitan SBN pada masa
                                            Penurunan porsi belanja pemerintah   pandemi serta mekanisme “burden
                                            ini kombinasi tekanan fiskal akibat   sharing” dengan Bank Indonesia. Lebih
                                            melonjaknya kebutuhan pembayaran   lanjut, terjadi puncak pembayaran pada
                                            bunga dan pokok utang, penurunan   bulan Juni 2025 dengan total jatuh tempo
                                            penerimaan negara terutama dari sisi   senilai Rp178,9 triliun. Angka jatuh tempo
                 i tengah pro kontra angka   perpajakan dan ekspor, serta kebijakan   ini merupakah titik tertinggi sepanjang
                 pertumbuhan ekonomi        efisiensi anggaran karena keterbatasan   tahun fiskal berjalan.
                 nasional yang dipertanyakan   ruang APBN.                        Melihat profil utang jatuh tempo 2025-
          Doleh banyak ekonom dan                                              2029, periode pertama Prabowo-Gibran
          penurunan kelas menengah, industri   Tekanan Fiskal                  akan menghadapi tekanan fiskal yang
          keuangan non bank (IKNB) jelas akan   Beban pembayaran utang, baik pokok   tidak ringan. Kurang lebih 26 persen APBN
          terdampak. Sebagai lembaga keuangan   maupun bunga, yang jatuh tempo dalam   2025 ditujukan untuk pembiayaan utang
          yang operasinya yang berbeda dengan   jumlah besar pada 2025-2027 menyedot   jatuh tempo, dimana angka ini sudah
          perbankan, dampak terbesar yang perlu
          diwaspadai adalah turunnya permintaan   Gambar 1 Profil Jatuh Tempo Utang Pemerintah Pusat (Triliun
          produk dan layanan sektor ini seperti   Rupiah) Per 30 April 2025
          asuransi, risiko investasi dan kredit
          bermasalah. Namun demikian, ada satu
          peluang yang bisa menjadi cuan besar
          bagi IKNB yakni asuransi ekspor.
            Sebagaimana diketahui, tekanan
          terhadap pertumbuhan ekonomi datang
          dari banyak penjuru. Tekanan belanja
          pemerintah, belum pulihnya ekonomi
          partner dagang semisal China, serta
          investasi yang masih business as usual jika
          dibandingkan dengan Vietnam, sesama
          anggota ASEAN. Terkait dengan belanja
          pemerintah, pos ini memiliki peran   Sumber : Kementerian Keuangan, 2025


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 27
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32