Page 25 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 25

pasar lokal yang kuat dan hubungan erat
          dengan program pembangunan daerah.
          Namun, stigma “kurang gesit” dalam
          digitalisasi masih menghantui, sehingga   profitabilitas terutama ROA menurun.
          mereka dituntut untuk berbenah sebelum   Inilah pekerjaan rumah besar sebelum
          tampil di panggung IPO.           bisa benar-benar menarik minat investor
            Di sisi lain, bank-bank dengan modal   publik.
          lebih kecil juga tampak menggeliat   Regulator sendiri sudah menyiapkan   Meski jumlahnya
          menyambut sisa tahun ini.  Adalah Bank   jalan. OJK merilis Roadmap     berkurang karena
          Perekonomian Rakyat yang hingga Maret   Pengembangan dan Penguatan Industri   penutupan, BPR/
          2025 asetnya tercatat Rp 228,36 triliun,   BPR/BPRS 2024–2027 (RP2B), serta   BPRS yang bertahan
          tumbuh 5,31 persen dibanding setahun   sederet regulasi baru, termasuk POJK   justru semakin kokoh
          sebelumnya. Penyaluran kredit juga naik   Nomor 9 Tahun 2024 dan SEOJK terkait   dengan aset yang terus
          lebih tinggi, 6,51 persen yoy menjadi   tata kelola. Standar akuntansi juga   berkembang.
          Rp 172,10 triliun. Bahkan, dana pihak   diperbarui agar laporan keuangan BPR/
          ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai   BPRS semakin transparan.
          Rp160,43 triliun, naik hampir 5 persen.   Hingga Maret 2025, OJK mencatat
          Fakta ini menegaskan bahwa meski   jumlah BPR konvensional hanya tersisa
          jumlahnya berkurang, BPR/BPRS yang   1.345 bank, menurun dari 1.356 bank di
          bertahan justru semakin kokoh dengan   akhir 2024 dan lebih jauh lagi dari 1.392
          aset yang terus berkembang.       bank pada Maret 2024. Jika digabung
            Dari sisi permodalan, industri ini pun   dengan BPRS, total entitasnya mencapai
          tidak bisa diremehkan. Rasio kecukupan   1.518 unit.
          modal (CAR) BPR/BPRS berada di level   Angka ini memperlihatkan tren
          28,12 persen, jauh di atas ketentuan   konsolidasi yang nyata bahwa bank
          minimum. Artinya, buffer modal untuk   kecil yang tidak kuat modal atau gagal
          menanggung risiko masih sangat    memenuhi tata kelola terpaksa melebur
          memadai. Namun, catatan OJK juga   atau dicabut izinnya. Sejak 2020,
          mengingatkan bahwa kualitas aset masih   setidaknya 161 BPR/BPRS hilang dari
          menjadi titik lemah. Non-performing loan   daftar, dan sepanjang 2024–April 2025
          (NPL) cenderung meningkat, dan rasio   ada 21 BPR resmi ditutup. *


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 25
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30