Page 29 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 29

orang lokal menjadi agen atau pegawai   di desa atau hanya berputar di sekitar   masih memandang produk pembiayaan
          menjadi salah satu strategi menggaet   kabupaten atau provinsi.      non bank dan asuransi sebagai instrumen
          nasabah lokal yang belum tersentuh oleh   Padahal dengan semakin terbukanya   kelas dua, penuh beban birokrasi, dan
          bank.                             akses digital seperti internet memastikan   kadang juga rawan praktik tidak sehat.
            Selain itu, kemitraan dengan    banyak pelaku UMKM dan juga pembeli   Hal ini diperparah dengan munculnya
          pemerintah desa menjadi hal yang bisa   dari luar negeri bertemu secara daring   beberapa kasus fraud IKNB di beberapa
          diagendakan. Wujud nyatanya semisal   dan melakukan penawaran produk dan   daerah serta investasi bodong yang turut
          dengan mengintegrasikan layanan   negosiasi harga. Pelaku UMKM akan   andil menambah stigma negatif IKNB.
          keuangan non-bank dengan program   merasa percaya diri apabila pengenalan   Ketiga, tantangan penguatan sumber
          Dana Desa, sehingga masyarakat terbiasa   produk dan negosiasi harga ini sudah   daya manusia dan infrastruktur digital.
          menggunakan instrumen formal untuk   dijamin dengan pembiayaan ekspor dan   Adopsi teknologi memang menawarkan
          menabung dan meminjam. Contoh     asuransi ekspor. Disinilah peran IKNB   berbagai kemudahan, namun manajemen
          konkretnya misalnya bekerja sama dalam   diperlukan.                 risiko siber, perlindungan data konsumen,
          pengelolaan tempat wisata dimana     Meski terdapat banyak peluang,   serta kesiapan SDM kerap tertinggal di
          pembayaran tiket masuk serta fasilitas   tidak sedikit tantangan yang harus   belakang laju adopsi teknologi itu sendiri.
          lain diintegrasikan dengan sistem digital.   dihadapi oleh IKNB dalam rangka   Pada akhirnya, IKNB saat ini berdiri
          Lembaga keuangan non bank lokal bisa   ekspansi bisnisnya. Bagi lembaga   di antara peluang, kebutuhan inklusi
          menjadi hostingnya dengan bekerja sama   keuangan non bank yang memiliki lini   keuangan,  dan tekanan-tekanan fiskal
          pemerintah desa.                  bisnis mengumpulkan dana pihak ketiga,   yang ada. Setiap langkah kecil IKNB
            Bagi koperasi, memodernisasi    likuiditas adalah momok, itu merupakan   dalam memperluas akses keuangan—
          operasional guna memperkuat basis   tantangan pertama. Tekanan likuiditas   mulai dari koperasi di desa hingga fintech
          ekonomi desa dengan layanan simpan   yang terjadi akibat penyedotan dana ke   lending di perkotaan adalah langkah
          pinjam berbasis komunitas adalah hal   pembayaran utang negara berimplikasi   menuju keadilan ekonomi dimana
          yang bisa dilakukan. Kemudian yang tidak   pada berkurangnya dana yang bisa   darah perekonomian, yakni uang bisa
          kalah penting adalah asuransi ekspor.   disalurkan ke sektor produktif. Hal   terdistribusikan ke pelosok. Tantangan
          Tidak sedikit produk desa atau UMKM   ini menyebabkan turunnya dinamika   besar tetap ada. Namun, dengan bisnis
          yang memiliki kualitas ekspor. Namun   intermediasi finansial di masyarakat.   model adaptif, inovasi produk yang
          ketiadaan akses pembiayaan ekspor dan   Kedua, tingkat literasi dan penetrasi   relevan, keselarasan dengan prioritas
          tentunya asuransi ekspor menjadikan   produk IKNB di Indonesia masih relatif   pemerintah, akan membuka peluang
          produk-produk tersebut mengendap   rendah. Tidak banyak masyarakat yang   besar IKNB untuk terus berkembang.*


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 29
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34