Page 28 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 28

RISET




          melebihi anggaran pendidikan sebesar   Gambar 2 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan
          20 persen, dari total nilai APBN 2025   Bank
          sebesar Rp3.005 triliun.  Persentase yang
          sama muncul di tahun depan jika target
          penerimaan negara tetap. Informasi lebih
          lanjut mengenai profil utang jatuh tempo
          pemerintah pusat Indonesia bisa dilihat
          lebih lanjut di gambar 1.
            Lebih lanjut, profil jatuh tempo
          utang pemerintah pusat menunjukkan
          konsentrasi kewajiban pembayaran yang
          cukup besar pada periode menengah
          (2025–2034). Pada tahun 2025, jatuh
          tempo utang mencapai sekitar Rp800
          triliun, terdiri atas Rp705,5 triliun dari
          SBN dan Rp94,8 triliun dari pinjaman.
          Nilai yang tinggi ini berlanjut hingga
          2027 dengan nilai rata-rata jatu tempo di
          atas Rp700 triliun per tahun. Memasuki
          periode 2028–2034, jumlah jatuh tempo
          utang masih relatif besar meskipun mulai
          menurun, berkisar antara Rp400–700
          triliun. Pada fase ini, proporsi SBN tetap
          mendominasi sekitar 80 persen hingga 90
          persen dari total kewajiban, sementara   Sumber : Statistik Potensi Desa 2024, Badan Pusat Statistik, 2024.
          pinjaman (loan) berkontribusi lebih kecil.
                                            hal yang perlu dipertimbangkan oleh   yang cukup tinggi.
          Peluang dan Tantangan IKNB        entitas IKNB, terutama yang bergerak di   Kondisi ini membuka peluang
            Melihat profil pembayaran utang   bidang lending.                  besar bagi industri keuangan non-
          pemerintah di atas, serta kondisi    Gambar 2 memperjelas potensi    bank, khususnya lembaga keuangan
          ekonomi yang masih bertumbuh di   ceruk pasar yang besar dimana lembaga   mikro, koperasi, fintech, maupun
          kisaran 5 persen, maka ada dilema   keuangan bank belum menjangkau   perusahaan pembiayaan, untuk
          antara kebutuhan pembangunan dan   seluruh desa di Indonesia. Berdasarkan   memperluas jangkauan layanan mereka.
          keterbatasan likuiditas negara. Di satu   data Potensi Desa 2024, terdapat 87   Kehadiran IKNB dapat menjadi solusi
          sisi, pembayaran bunga dan pokok   persen desa/kelurahan di Indonesia   bagi masyarakat desa yang selama ini
          SBN menjadi prioritas yang tidak dapat   yang belum memiliki bank/kantor bank   bergantung pada akses informal, sekaligus
          ditawar, namun di sisi lain, ruang gerak   secara fisik. Hal ini memungkinkan   mendukung program inklusi keuangan
          kebijakan pemerintah dalam mendorong   lembaga keuangan non bank bisa mengisi   nasional.
          pertumbuhan dan memperluas        kekosongan-kekosongan tersebut dengan   Beberapa strategi yang dapat
          kesejahteraan menjadi sempit.     cara credit channeling misalnya.   dikembangkan oleh IKNB untuk mengisi
            Dilema ini menuntut entitas keuangan   Dari total 73.813 desa di Indonesia   ceruk pasar yang ada  antara lain adalah
          nonkonvensional untuk mengambil peran   yang belum memiliki bank, sebagian   menghadirkan layanan fintech berbasis
          lebih luas di luar jangkauan perbankan.   besar tersebar di provinsi dengan jumlah   digital. Strategi ini lebih khususnya
          Lembaga keuangan non bank, seperti   desa yang sangat besar, seperti Jawa   memanfaatkan penetrasi telepon seluler
          asuransi, dana pensiun, multifinance,   Tengah (7.002 desa), Jawa Timur (6.849   untuk menjangkau desa tanpa bank,
          koperasi simpan pinjam, hingga fintech   desa), Sumatera Utara (5.630 desa), dan   terutama di Jawa, Sumatera, dan NTT
          lending, semakin dibutuhkan untuk   Jawa Barat (4.667 desa). Bahkan di luar   yang jumlah penduduk desanya besar.
          mengisi ceruk pasar yang belum    Jawa, provinsi dengan bentang wilayah   Bagi lembaga pembiayaan mikro,
          tertangani secara optimal oleh lembaga   luas seperti Nusa Tenggara Timur (3.295   menyasar desa di wilayah timur Indonesia
          keuangan formal. Selain ceruk pasar,   desa), Sumatera Selatan (3.017 desa),   (Papua, Maluku, NTT) yang akses fisik ke
          mengisi keterbatasan pemerintah akibat   dan Papua Pegunungan (2.617 desa) juga   bank sangat terbatas adalah hal utama
          tekanan fiskal yang tidak ringan menjadi   menunjukkan angka desa tanpa bank   yang bisa dilakukan. Menempatkan orang-


         28   Edisi 217 / 2025 / Th.XXI    www.stabilitas.id
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33