Page 43 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 43
ndustri bank digital di Indonesia
mulai menunjukkan perbaikan
kinerja, dengan tren profitabilitas
Iyang terus menguat. Peningkatan
ini didorong oleh efisiensi operasional,
pertumbuhan basis nasabah, serta mulai
stabilnya kualitas aset.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
per Juni 2025 mencatat return on asset
(ROA) bank digital mencapai 1,48
persen, naik signifikan dibandingkan
periode yang sama tahun lalu yang
hanya berada di kisaran 0,6–0,8 persen.
Meski demikian, angka yang berfungsi
untuk mengukur efisiensi dan efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aset yang dimiliki. Ini masih
tertinggal dari rata-rata industri
perbankan yang mencapai 2,58 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas
Perbankan OJK, Dian Ediana Rae,
menyebut capaian ini sebagai sinyal Pertumbuhan NIM memang positif,
positif bahwa transformasi digital mulai
membuahkan hasil nyata. Menurutnya, tetapi pasar juga memperhitungkan risiko
bank digital memiliki segmen pasar keberlanjutan model bisnis. Bank digital
dan skala ekonomi yang berbeda harus mampu menunjukkan profit konsisten,
dibandingkan dengan bank besar pada
umumnya, namun pertumbuhan yang bukan hanya mengandalkan pertumbuhan
mereka tunjukkan dalam beberapa pengguna.
kuartal terakhir sangat menggembirakan.
“Akselerasi kinerja bank digital
sangat ditopang oleh pemanfaatan Martha Christina, Head of Investment Information Mirae
teknologi informasi, terutama dalam Asset Sekuritas Indonesia
menghadirkan produk dan layanan retail
banking yang sesuai dengan karakter
nasabah melek teknologi,” ujarnya dalam membalikan kinerjanya. Dari yang dijalankan Allo Bank mulai memberikan
keterangan tertulis belum lama ini. sebelumnya merugi menjadi untung hasil nyata, sekaligus memperkuat
Kinerja keuangan beberapa bank dengan catatan laba bersih sebesar posisinya di tengah persaingan ketat
digital utama menunjukkan tren Rp276,05 miliar pada semester pertama industri perbankan digital.
peningkatan yang cukup impresif. 2025. Perubahan signifikan ini didorong Efisiensi biaya yang ditawarkan
PT Bank Jago Tbk (ARTO) misalnya, oleh penurunan biaya pencadangan oleh model bisnis berbasis teknologi
mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 43,7 persen, dari Rp1,27 menjadi salah satu faktor kunci di balik
sebesar 154 persen secara tahunan triliun menjadi Rp714,8 miliar, yang perbaikan kinerja ini. Tanpa keharusan
menjadi Rp127 miliar pada akhir Juni mencerminkan perbaikan kualitas kredit. membangun jaringan cabang fisik yang
2025. Pertumbuhan ini ditopang oleh PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) luas, bank digital dapat mengakuisisi
pendapatan non bunga yang naik 52,7 juga mencatatkan kinerja positif, dengan nasabah dengan biaya lebih rendah,
persen menjadi Rp202,6 miliar, sekaligus kenaikan laba bersih 13,2 persen menjadi menjangkau segmen masyarakat
kenaikan pendapatan bunga bersih yang Rp227 miliar, didorong pertumbuhan underserved, sekaligus mendiversifikasi
mencapai 76 persen menjadi Rp1,16 pendapatan bunga bersih 26,74 persen pendapatan melalui layanan non bunga
triliun. menjadi Rp669,9 miliar. Pencapaian ini seperti pembayaran digital, investasi
Sementara itu, PT Bank Neo menunjukkan bahwa strategi ekspansi mikro, dan asuransi ritel.
Commerce Tbk (BBYB) berhasil digital dan kolaborasi ekosistem yang Optimisme terhadap sektor ini juga
www.stabilitas.id Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 43