Page 44 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 44

melihat peta persaingan dan posisi
                                                                               keuangan masing-masing bank digital
                                                                               mulai terlihat berbeda. Bank Jago yang
                                                                               didukung oleh ekosistem digital besar
                                                                               melalui kolaborasi dengan platform
                                                                               teknologi, dinilai memiliki keunggulan
                                                                               dalam pengembangan produk dan
                                                                               akuisisi nasabah berkualitas, meski biaya
                                                                               pencadangan yang melonjak 255 persen
                                                                               menjadi Rp408,6 miliar menunjukkan
                                                                               masih adanya tantangan kualitas aset.
                                                                                  Bank Neo Commerce dipandang
                                                                               berhasil memperbaiki struktur
                                                                               keuangannya, dengan perbaikan
                                                                               signifikan pada kualitas kredit dan
                                                                               manajemen biaya risiko, memberikan
                                                                               ruang bagi pertumbuhan yang lebih stabil
                                                                               ke depan. Sementara Bank Allo Indonesia
                                                                               menunjukkan pertumbuhan lebih
                                                                               konservatif, namun konsisten, dengan
                                                                               basis pendapatan bunga yang solid meski
          Bank besar seperti BRI atau BCA bisa                                 belum terlalu agresif dalam ekspansi
          mempertahankan ROA tinggi karena                                     kredit.
                                                                                  Prospek ke depan terlihat semakin
          memiliki portofolio kredit produktif dan                             cerah berkat dukungan kondisi
          basis dana murah (CASA) yang besar. Bank                             makroekonomi. Potensi pelonggaran
                                                                               kebijakan moneter oleh Bank Indonesia,
          digital masih bergantung pada deposito                               yang diperkirakan akan memangkas
          berjangka dan sumber pendanaan mahal.                                suku bunga acuan hingga 50–75 basis
                                                                               poin pada akhir 2025, diprediksi dapat
                                                                               memperbaiki kondisi likuiditas dan
          Aviliani, Ekonom Senior dari INDEF                                   menurunkan biaya dana. Kondisi ini
                                                                               membuka peluang bagi bank digital
                                                                               untuk meningkatkan margin bunga neto
                                                                               (NIM) serta memperluas penyaluran
          datang dari pelaku pasar modal. Head   saham yang dilihat dari price to book   kredit, terutama ke sektor usaha kecil
          of Investment Information Mirae Asset   value (PBV) atau nilai buku bank digital   dan menengah (UKM) yang menjadi
          Sekuritas Indonesia, Martha Christina   saat ini sudah relatif tinggi. Dilihat dari   fokus utama dalam mendorong inklusi
          menyebutkan bahwa pertumbuhan laba   yang dihitung dari total aset dikurangi   keuangan.
          bersih bank digital berada jauh di atas   total kewajiban dibagi jumlah saham   Dengan asumsi pertumbuhan
          rata-rata perbankan nasional. “Ada yang   beredar, Bank Jago sudah mencapai di   pendapatan bunga bersih tetap di kisaran
          triple digit, double digit, ada yang ribuan   kisaran 3,3 kali, Bank Aladin Syariah di 4   dua digit dan biaya risiko terus menurun,
          persen naiknya,” ungkap dia, merujuk   kali, dan Bank Neo Commerce 0,9 kali.  beberapa analis memperkirakan ROA
          pada data kinerja Bank Jago yang naik   “Pertumbuhan NIM memang positif,   rata-rata bank digital dapat menembus
          172,7 persen, Bank Aladin Syariah   tetapi pasar juga memperhitungkan   2 persen pada akhir 2026. Laba bersih
          (BANK) yang melonjak 2.450 persen,   risiko keberlanjutan model bisnis. Bank   gabungan sektor ini diproyeksikan
          dan Bank Neo Commerce yang tumbuh   digital harus mampu menunjukkan profit   tumbuh lebih dari 40 persen secara
          1.042,9 persen.                   konsisten, bukan hanya mengandalkan   tahunan, dengan Bank Neo Commerce
            Menurut Martha, kekuatan margin   pertumbuhan pengguna,” ujar Marta.  berpotensi menjadi pemimpin
          bunga bersih (NIM) menjadi salah satu                                pertumbuhan berkat perbaikan kualitas
          pendorong utama kinerja bank digital.   Prospek Bisnis               aset yang signifikan. Sementara Bank
          Namun, ia mengingatkan bahwa valuasi   Meski demikian, beberapa analis   Jago diprediksi mempertahankan


         44   Edisi 217 / 2025 / Th.XXI    www.stabilitas.id
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49