Page 51 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 51

encana mendorong penerapan
                 aturan berbagi beban terkait
                 biaya kesehatan yang tinggi
          Rpada akhirnya tertunda,
          karena permintaan parlemen untuk
          meningkatkan status regulasi yang
          mengaturnya. Meski begitu, ketika
          aturan sedang dalam proses dilengkapi,
          disarankan agar para pemangku
          kepentingan memikirkan solusi dari akar
          masalah sesungguhnya.
            Beberapa waktu lalu, Otoritas Jasa
          Keuangan (OJK) terpaksa menunda
          implementasi Surat Edaran Otoritas
          Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 7/
          SEOJK.05/2025 tentang Penyelenggaraan
          Produk Asuransi Kesehatan. Aturan yang
          berisi langkah penguatan ekosistem,
          tata kelola, dan pelindungan konsumen
          dalam industri asuransi kesehatan ditolak
          oleh Komisi XI DPR karena dianggap
          menguntungkan korporasi semata.              Saya lihat yang diuntungkan adalah
            Jika ditelisik lebih rinci, dalam SEOJK
          7/2025 ada klausul yang mengatur             industrinya. Diuntungkan adanya co-
          tentang penerapan pembagian risiko atau      payment. Kenapa tidak disebutkan
          co-payment berupa porsi pembiayaan           juga di SEOJK-nya itu ada penurunan
          kesehatan yang menjadi tanggung
          jawab pemegang polis. Tertanggung            tarif (premi asuransi) yang harus jelas
          atau nasabah akan dibebankan paling          dikatakan.
          sedikit sebesar 10 persen dari total
          pengajuan klaim rawat jalan atau rawat
          inap di fasilitas kesehatan, dengan batas    Eric Hermawan, Anggota Komisi XI DPR RI
          maksimum sebesar Rp300.000 per
          pengajuan klaim rawat jalan.
            Anggota Komisi XI DPR RI        juga di SEOJK-nya itu ada penurunan   lebih menyeluruh.
          Eric Hermawan menilai sebaiknya   tarif (premi asuransi) yang harus jelas   “Sehubungan dengan itu, ketentuan
          implementasi co-payment diundur   dikatakan. Sehingga, kalau saya melihat   dalam Surat Edaran OJK Nomor 7 Tahun
          hingga 2027, dari yang sebelumnya   ini, saya rasa lebih baik SEOJK (Nomor   2025 tentang Penyelenggaraan Produk
          direncanakan akan berlaku pada awal   7 Tahun 2025) ini diperbaiki dulu,” kata   Asuransi Kesehatan yang sedianya
          2026. Eric, dalam rapat kerja antara   Eric.                         efektif berlaku 1 Januari 2026 ditunda
          Komisi XI dengan Ketua DK OJK, menilai   Sebagai tindak lanjut Rapat Kerja   dan akan diatur kembali dalam POJK
          keberadaan aturan itu lebih berpihak   Komisi XI DPR-RI dengan OJK pada 30   yang akan disusun itu,” kata Plt Kepala
          kepada industri asuransi, tidak kepada   Juni 2025 di Jakarta, OJK berencana   Departemen Literasi, Inklusi Keuangan,
          masyarakat terutama keberadaan co-  menyusun POJK tentang Penguatan   dan Komunikasi OJK M Ismail Riyadi,
          payment. Harusnya, lanjutnya, tidak   Ekosistem Asuransi Kesehatan yang   beberapa waktu lalu.
          hanya co-payment yang ditekankan   akan dikonsultasikan dengan Komisi XI   Penyusunan POJK ini bertujuan
          melainkan juga penurunan tarif premi   DPR RI. Ketentuan mengenai penguatan   untuk memastikan penerapan tata kelola
          asuransi saat pemberlakuan SEOJK   ekosistem asuransi kesehatan nantinya   dan prinsip kehati-hatian yang lebih baik
          tersebut.                         akan berlaku secara efektif dengan   dalam penyelenggaraan produk asuransi
            “Saya lihat yang diuntungkan adalah   diterbitkannya POJK tersebut, sehingga   kesehatan. Pada saat yang sama, POJK
          industrinya. Diuntungkan adanya co-  dapat memberikan dasar hukum yang   ini juga diharapkan dapat memberikan
          payment. Kenapa tidak disebutkan   lebih kuat dan cakupan pengaturan yang   manfaat nyata bagi seluruh pihak di


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56