Page 65 - Stabilitas Edisi 217 Tahun 2025
P. 65
tetapi di daerah lain biaya administrasi
dan pengurusan surat kendaraan
listrik justru lebih mahal dibandingkan
kendaraan konvensional. Kondisi ini
mempersulit konsumen dan pelaku
industri.
Di sisi lain, syarat TKDN minimal
40 persen untuk mendapatkan
insentif menjadi tantangan besar bagi
produsen baru dan startup EV. Banyak
startup masih kesulitan memenuhi
syarat tersebut karena rantai pasokan
komponen dalam negeri yang belum
berkembang optimal. “Banyak produsen
lokal menghadapi kesulitan memenuhi
TKDN 40 persen, yang berdampak
pada kemampuan mereka mendapatkan
insentif dan bersaing di pasar,” kata
Agus.
Selain hambatan regulasi, edukasi
publik tentang manfaat EV, perawatan,
durabilitas baterai, dan efisiensi biaya
masih minim. Infrastruktur pengisian
daya seperti Stasiun Pengisian
Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga
belum merata, terutama di luar kota
besar.
Direktur Infrastruktur dan
Manajemen PLN, Arifin Tasrif,
menyatakan, bahwa pihaknya akan
terus memperluas jaringan SPKLU, kendaraan listrik Indonesia berada di
namun pembangunan infrastruktur ambang kegagalan. Namun, jika diambil Penjualan motor listrik
membutuhkan waktu dan dukungan langkah korektif dan terstruktur, menurun dari mencapai
kebijakan yang berkelanjutan. Indonesia masih sangat berpeluang 62 ribuan unit pada 2024
Febi Andrianto, pakar kebijakan menjadi pusat EV Asia Tenggara. menjadi hanya 25 ribu
transportasi dari Universitas Indonesia, Pengamat otomotif Eko Budianto pada 2025 ini.
menilai, jika kebijakan terlalu fluktuatif, menegaskan, tantangan utama bukan
pemerintah tidak bisa menyalahkan hanya soal teknologi atau insentif.
masyarakat yang memilih wait and Konsistensi dan keberanian pemerintah
see. “Konsistensi dan komunikasi dalam merancang kebijakan jangka
yang jelas soal arah kebijakan jangka panjang yang mendukung lingkungan,
panjang sangat penting untuk investasi, dan masyarakat akan menjadi
membangun kepercayaan,” jelasnya. kunci keberhasilan ekosistem kendaraan
Dia menambahkan, Indonesia punya listrik di Indonesia. Indonesia, dengan
potensi besar, baik sumber daya bahan kekayaan bahan baku baterai seperti
baku maupun pasar domestik yang nikel dan kobalt, serta populasi muda
besar. Namun, tanpa stabilitas kebijakan, yang besar, memiliki keunggulan
potensi itu sulit diwujudkan. strategis. Namun, keberhasilan
Jika pemerintah terus memanfaatkan potensi ini tergantung
mempertahankan ketidakpastian pada bagaimana pemerintah merancang
regulasi dan mencabut insentif tanpa kebijakan dan menjalankan implementasi
skema pengganti yang jelas, masa depan secara konsisten.*
www.stabilitas.id Edisi 217 / 2025 / Th.XXI 65

