Page 59 - Stabilitas Edisi 200 Tahun 2023
P. 59

ank Indonesia menjadi pihak
                 yang menjadi andalan sejak
                 era pandemi berakhir dan
          Bpemulihan ekonomi dimulai
          sejak awal tahun ini. Harapan itu makin
          besar ketika perubahan kebijakan bank
          sentral AS mulai memberi dampak serius.
            Dalam dua bulan terakhir kenaikan
          bunga acuan The Federal Reserve,
          telah memicu pelemahan nilai tukar
          rupiah. Dan bulan lalu, Bank Indonesia
          meresponsnya dengan menaikkan BI 7
          Days Repo Rate (BI-7DRR), pertama kali
          sejak awal tahun ini.
            Kenaikkan bunga kebijakan yang
          pertama kali dalam sembilan bulan
          diakui memang dilakukan untuk
          menahan pelemahan nilai rupiah atas
          dollar AS yang sudah berlangsung
          beberapa bulan belakangan. Strategi
          itu untuk menambah daya tarik nilai
          tukar rupiah, otoritas moneter juga          Diperlukan untuk menjaga stabilitas
          menerbitkan surat berharga pada
          Agustus.                                     makroekonomi dan sistem keuangan dalam
            BI pada Oktober menaikkan                  negeri di tengah gejolak perekonomian di tingkat
          suku bunga kebijakannya sebesar              global. Ini harus direspons dengan kebijakan
          25bp menjadi 6,00 persen setelah
          membiarkannya tidak berubah selama           moneter yang mendorong tetap tingginya suku
          sembilan bulan berturut-turut. Bank          bunga di global “higher for longer”.
          sentral berpendapat bahwa kenaikan
          tersebut diperlukan untuk mendukung
          stabilitas rupiah dan menyebutnya            Juda Agung, Deputi Gubernur Bank Indonesia
          sebagai tindakan “pre-emptive” dan
          “forward-looking”. BI juga menyatakan
          meningkatnya ketegangan geopolitik,   instrumen ini akan didukung oleh   beberapa masa ke depan.
          yang menyebabkan kenaikan harga   obligasi dollar sebagai underlying dan   Deputi Gubernur BI Juda Agung
          minyak, sebagai penyebab arus keluar   dapat diakuisisi oleh institusi non-bank,   mengatakan kebijakan suku bunga
          modal, sehingga diperlukan kenaikan   termasuk investor asing. Instrumen-  tinggi dalam jangka waktu panjang atau
          suku bunga untuk meningkatkan daya   instrumen tersebut akan menawarkan   “higher for longer” diperlukan untuk
          tarik investasi dalam rupiah.     suku bunga kompetitif dan secara   menjaga stabilitas makroekonomi dan
            Sebelumnya pada Agustus, BI     bertahap menggantikan Deposito     sistem keuangan dalam negeri di tengah
          meluncurkan Surat Berharga Rupiah   Berjangka Valas reguler yang ada.   gejolak perekonomian di tingkat global.
          Bank Indonesia (SRBI). Selain itu bank   Deposito Berjangka Valas reguler yang   “(Gejolak global) Ini harus direspons
          sentral juga memperkenalkan dua   beredar saat ini berjumlah 6,7 miliar   dengan kebijakan moneter yang
          instrumen baru dalam mata uang asing   dollar AS.                    mendorong tetap tingginya suku bunga
          untuk menarik aliran masuk modal     Harus diakui keputusan menaikkan   di global “higher for longer,” ujar Juda
          asing: Sekuritas Valas Bank Indonesia   bunga BI-7DRR, yang diikuti dengan   dalam peluncuran Buku Kajian Stabilitas
          (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia   penerbitan surat utang bank sentral   Keuangan (KSK) di Jakarta, Oktober lalu.
          (SUVBI). Mulai 21 November, BI akan   membuat instrumen itu lebih menarik
          menawarkan SVBI dengan tenor 1, 3,   karena menawarkan suku bunga    Pertahankan Kebijakan
          6, 9, dan 12 bulan, serta SUVBI dengan   yang lebih tinggi. Kebijakan tersebut   Chief Economist & Investment
          tenor 1, 3, dan 6 bulan. Instrumen-  tampaknya akan dipertahankan BI dalam   Strategist PT Manulife Aset Manajemen


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 200 / 2023 / Th.XVIII  59
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64