Page 163 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 163

6.1.1.  Fungsi dan Objek Administrasi Pertanahan
            a)  Regulasi  fungsi  dan  objek administrasi  pertanahan:  Fungsi
                administrasi  pertanahan yang  tercantum  dalam  UUPA  sudah
                mencakup pengaturan penguasaan  dan pemilikan  tanah  (land
                tenure) serta  peruntukan  tanah  (land  use)  (Pasal  2  ayat  (2)
                UUPA).  Mengacu pada paradigma  manajemen pertanahan
                modern, fungsi ini akan lebih lengkap apabila ditambah dengan
                fungsi  penilaian  tanah  (land  value).  Fungsi pengembangan
                pertanahan (land development) sudah mulai diperkenalkan sejak
                diundangkannya Undang Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
                Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
                serta turunannya dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
                tentang  Cipta Kerja. Fungsi  land  development semakin  nyata
                setelah Badan Bank Tanah diperkenalkan dalam Undang-Undang
                Cipta  Kerja dimaksud.  Fungsi  negara  sebagai  operator dalam
                menjalankan amanah  pengembangan  pertanahan diharapkan
                akan semakin baik. Namun demikian, muatan substansi fungsi-
                fungsi administrasi pertanahan perlu didefinisikan lebih lanjut
                ke  dalam konten kadaster  di  Indonesia. Pendefinisian ini
                diharapkan akan  memastikan  pengaturan  Rights, Restrictions,
                dan Responsibility (RRR) dapat terimplementasikan dalam setiap
                Nomor Identifikasi Bidang (NIB) tanah.
                Fungsi administrasi pertanahan yang diatur UUPA masih belum
                mencakup fungsi-fungsi administrasi pertanahan yang disarankan
                oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu termasuk fungsi penilaian
                tanah, di  samping  pemilikan dan  peruntukan  tanah  (UNECE,
                1996) bahkan dalam paradigma manajemen pertanahan modern,
                dimasukkan juga fungsi pengembangan pertanahan (Williamson
                dkk., 2010a; Aydinoglu dan Bovkir, 2017; Indrajit dkk., 2021).
                Objek agraria adalah sumber-sumber daya alam meliputi ruang
                darat, ruang  laut,  dan ruang  udara,  termasuk ruang  di  dalam
                bumi. Namun dalam praktiknya telah terjadi pluralisme kadaster
                (Sahide dan Giessen, 2015) yang akan menyulitkan pencapaian
                tujuan pembangunan berkelanjutan (Bennett, 2007). Kemudahan
                berusaha  yang  menuntut kecepatan,  kesederhanaan  prosedur,
                biaya yang terjangkau, dan transparansi layanan (Doing Business,
                2020) menjadi terhambat.





            136   Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
                  Dwi Budi Martono
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168