Page 44 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 44

tujuan fiskal (misalnya untuk penilaian tanah untuk perpajakan yang
            adil), legal (pendaftaran tanah termasuk peralihan hak), manajemen
            pertanahan, dan  perencanaan wilayah,  serta  untuk  mendukung
            terwujudnya pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan
            hidup” (FIG 1995).

                Melalui  kadaster,  sumber daya agraria dapat dikelola dengan
            baik. Disebutkan bahwa, manajemen pertanahan merupakan proses
            pengelolaan  sumber  daya  pertanahan  yang  melibatkan  informasi
            kapasitas  sumber  daya pertanahan,  penguasaan  dan pemilikan
            tanah (land tenure), penilaian tanah (land value), serta peruntukan
            dan penggunaan tanah  (land use).  Informasi tersebut untuk setiap
            bidang tanah dapat diakses melalui nomor identifikasi bidang tanah
            yang unik (parcel identifier) yang terhubung dengan peta kadaster.
            Ketersediaan kadaster lengkap yang  meliputi  seluruh  wilayah
            merupakan faktor penentu keberhasilan manajemen pertanahan.

                Peta kadaster adalah peta grafis yang menunjukkan lokasi relatif
            semua bidang tanah dalam suatu wilayah. Skala peta kadaster bervariasi
            mulai dari 1: 10.000 hingga 1: 500. Peta berskala besar mampu menunjukkan
            dimensi dan fitur bidang dengan lebih tepat termasuk bangunan, unit
            irigasi, dan sebagainya. Data-data tersebut dapat dihasilkan dari survei
            lapangan, penginderaan jauh, maupun foto udara.

                Informasi kadaster merupakan kebutuhan publik yang biasanya
            dikelola  oleh berbagai  organisasi  pemerintah. Di beberapa negara,
            tanggung jawab kadaster berada  di  tangan  pemerintah  daerah,
            sementara di negara lain pemerintah pusat yang melaksanakannya.
            Standarisasi diperlukan untuk menghindari duplikasi dan membantu
            dalam pertukaran informasi secara efisien. Data kadaster yang paling
            sering diakses oleh masyarakat adalah data fisik bidang tanah yang
            terdiri  dari  data letak,  batas  dan koordinat. Data  yuridis  seperti
            jenis hak atas tanah, nama pemilik atau nama penyewa. Selain itu,
            data  nilai  tanah  seperti  kualitas  tanah,  nilai  ekonomi,  nilai  pajak,
            nilai pengembangan juga banyak dibutuhkan masyarakat. Informasi
            lain yang diperlukan juga dapat dihubungkan dengan bidang tanah
            melalui nomor identifikasi bidang yang tercatat dalam peta kadaster.
            Misalnya informasi tentang bangunan, pertanian, kehutanan, utilitas,
            perikanan, kualitas lingkungan hidup,  dan  demografi. Sehingga





                                                                 BAB 2.  17
                                    Kadaster, Pendaftaran Tanah, dan Administrasi Pertanahan
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49