Page 46 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 46

Deklarasi Bogor juga menyatakan bahwa,
                                     infrastruktur  data   spasial   sangat
                                     diperlukan untuk dapat mengintegrasikan
                                     SAP  secara komprehensif. Di  dalam
                                     infrastruktur data  spasial  terdapat data
                                     topografi dan data kadaster yang terikat
                                     dalam satu sistem  referensi  geodesi
                                     nasional.  Metodologi  updating dan
                                     upgrading  sistem kadaster juga menjadi
                                     perhatian. Untuk keperluan ini, Deklarasi
                                     Bogor mencatat bahwa beberapa negara
                                     telah  memiliki satu surveyor  kadaster
                                      profesional  berpendidikan universitas
                Gambar 2.3 The Bogor
                    Declaration       yang melayani 5.000 populasi. Jumlah ini
              Sumber: Publikasi FIG No. 13A   mendukung sistem kadaster digital yang
                      (1996)
                                      modern. Di  sisi lain beberapa negara
            hanya  memiliki  satu surveyor  untuk setiap  100.000  penduduk,
            akibatnya kadaster  tidak lengkap  dan memiliki  desain  yang lebih
            sederhana. Namun demikian, penggunaan surveyor berlisensi harus
            didukung  dengan mekanisme kontrol  kualitas  dan  tata kelola
            kearsipan data spasial yang memadai.

            Deklarasi Bogor  yang merupakan  publikasi  FIG  Nomor 13A ini
            memberikan  beberapa rekomendasi,  antar  lain:  pengakuan peran
            penting kadaster yang harus lengkap untuk mendukung pembangunan
            ekonomi,  manajemen  kelestarian  lingkungan  dan  stabilitas  sosial;
            monetisasi sistem kadaster guna memelihara keandalan sistem melalui
            pengembangan  metode pengukuran,  pemetaan  dan pendaftaran
            tanah; serta  pentingnya  keterhubungan  pemerintah, swasta, sektor
            pendidikan,  lembaga  swadaya  masyarakat, organisasi  profesi dan
            Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pembangunan sistem kadaster.


            2.1.3.   Land Administration Guidelines
                The Meeting  of  Officials on  Land  Administration  (MOLA) yang
            dibentuk oleh  the  UN  Economic  Commission  for  Europe  (UNECE)
            menerbitkan Land Administration Guidelines: With Special Reference to
            Countries in Transition pada tahun 1996. Dalam publikasi inilah pertama
            kali diperkenalkan  terminologi  “Administrasi Pertanahan”  (Çağdaş
            and Stubkjær 2009; Williamson et al. 2010a). Administrasi pertanahan


                                                                 BAB 2.  19
                                    Kadaster, Pendaftaran Tanah, dan Administrasi Pertanahan
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51