Page 80 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 80

Empat jenis  alat bukti  peralihan  hak  atas  tanah,  yaitu
            perjanjian lisan (oral agreement), peralihan hak tanpa saksi (private
            conveyancing), pendaftaran akta (deeds registration) dan pendaftaran
            hak atas  tanah  (title  registration). Dua jenis  peralihan hak  yang
            terakhir merupakan pendaftaran tanah (lihat Gambar II. 24.).

                Meskipun  sistem  pendaftaran  tanah berbagai negara berbeda-
            beda, namun  terdapat beberapa  asas  (principles) dan  karakteristik
            (features) yang umum diterapkan. Asas-asas umum pendaftaran tanah
            terdiri dari asas spesial (speciality), pembukuan (booking), persetujuan
            (consent), dan asas publisitas (publicity). Karakteristik yang penting di
            antaranya keamanan (security), kesederhanaan (simplicity), akurasi
            (accuracy),  ekspedisi  (expedition), murah (cheapness), kesesuaian
            dengan keadaan (suitability to its circumstances), dan kelengkapan
            catatan (completeness of the record). Karaketristik-karakteristik
            tersebut mencerminkan harapan masyarakat  terhadap  sistem
            pendaftaran  tanah  yang sekaligus  menjadi  sumber  kepercayaan
            (trustworthiness)  pada  sistem pendaftaran  tanah  (Zevenbergen,
            2002).

                Sesuai dengan Pasal  1  PP No.  24/1997, yang dimaksud dengan
            pendaftaran  tanah di  Indonesia adalah  rangkaian  kegiatan  yang
            dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan,
            dan  teratur,  meliputi pengumpulan, pengolahan,  pembukuan,  dan
            penyajian,  serta  pemeliharaan data  fisik dan data  yuridis, dalam
            bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
            satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya
            bagi bidang- bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
            satuan  rumah susun, serta  hak-hak  tertentu  yang  membebaninya.
            Definisi ini pada PP No. 18/2021 objek pendaftaran tanahnya ditambah
            dengan ruang atas tanah dan ruang bawah tanah.


            2.3.2. Asas-asas Pendaftaran Tanah
                Kurandt (1957) menjelaskan bahwa pendaftaran tanah memiliki
            empat asas, yaitu: asas spesial/kekhususan (speciality principle), asas
            pembukuan (booking principle), asas persetujuan (consent principle),
            dan asas  publisitas  (publicity  principle).  Keempat  asas ini menjadi
            dasar sistem pendaftaran tanah Jerman dan beberapa negara Benua
            Eropa. Henssen (1995) memberikan penjelasan empat asas tersebut,



                                                                 BAB 2.  53
                                    Kadaster, Pendaftaran Tanah, dan Administrasi Pertanahan
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85