Page 96 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 96

IDS  berisi layer-layer informasi  geografis  seperti  topografi  dan
            informasi  keruangan  lain, dijembatani  oleh data dan  informasi
            kadastral seperti jenis hak, batas penguasaan dan pemilikan, nomor
            identifikasi bidang, dan atribut bidang tanah lain, yang diproduksi
            oleh sistem kadaster. Data dan informasi kadastral dari bidang tanah
            tersebut menjadi informasi inti IDS, yang kemudian dikombinasikan
            dengan dataset utilitas perkotaan, infrastruktur fisik, hidrologi, dan
            dataset lainnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa informasi
            bidang tanah tersebut tidak bisa digantikan oleh informasi geografis
            lain  yang berasal  dari  Sistem Informasi Geografis (SIG)  yang  ada.
            Kebijakan Satu Peta (KSP) di Indonesia belum berbasis bidang tanah.
            PTSL  diharapkan bisa membangun kadaster lengkap  sebagaimana
            diamanatkan Pasal 38 Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6/2018.

                Williamson  dkk. (2010)  menjelaskan  sayap kanan  yang berisi
            LMP dengan  keempat  fungsinya  yang  saling  terintegrasi dalam
            mendukung  pemerintahan berbasis  spasial.  SAP berbasis bidang
            tanah menyelaraskan berbagai kebijakan  pertanahan  dan  ruang,
            memberikan layanan kepada  semua masyarakat di  seluruh negara.
            Pluralisme hukum sumber daya alam dan keadilan dalam pemanfaatan
            tanah  sebagaimana  diungkapkan  oleh Profesor Sumardjono (2018)
            dapat  segera  diselaraskan  dengan  kadaster  lengkap  yang  dibangun
            melalui PTSL.
                Pembangunan berkelanjutan merupakan  dampak  yang ingin
            dicapai  dari  penggunaan  kadaster  lengkap  sebagai  bagian  utama
            IDS  untuk menyelaraskan  semua  fungsi SAP  dalam LMP  dalam
            kerangka pemerintahan berbasis spasial. Kebijakan yang terintegrasi
            dan selaras dalam pengelolaan sumber daya alam akan mewujudkan
            pembangunan  ekonomi,  keadilan  sosial,  kelestarian lingkungan
            hidup, dan tata kelola pemerintahan yang beorientasi pada masyarakat
            selaku pengguna. Silo ego sektoral antar institusi bisa diselesaikan.
            Dari  perspektif ini,  diagram kupu-kupu merupakan  grafik  teoritis
            utama dalam buku ini.












                                                                 BAB 2.  69
                                    Kadaster, Pendaftaran Tanah, dan Administrasi Pertanahan
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101