Page 98 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 98
tersebut. Tujuh dari 17 tujuan TPB secara signifikan berkaitan dengan
urusan tanah. Enemark menyatakan bahwa tujuan dan target tersebut
tidak akan pernah tercapai tanpa memiliki tata kelola pertanahan
dan sistem administrasi pertanahan yang terintegrasi dan berfungsi
dengan baik di seluruh wilayah negara (Enemark dan Mclaren, 2017)
(lihat kembali II.I.9 dan Lampiran III.).
Dalam sistem yang telah maju, integrasi layer kadaster dalam SDI
mampu mengakomodir empat fungsi administrasi pertanahan. Namun
masih terjadi di banyak negara berkembang, proses integrasinya
masih memiliki tantangan besar, di antaranya permasalahan teknis
dalam integrasi database, penyesuaian identifier, dan legal framework
yang tidak saling mendukung. Seiring dengan perkembangan
teknologi spasial sejak 2000 dan semakin marak sejak 2005, tantangan
teknis lebih mudah terselesaikan. Peluang penggunaan kadaster
dan informasi kadaster untuk mengintegrasikan SAP di dalam LMP
juga semakin besar. Peluang ini juga ditambah dengan bergesernya
sistem pengukuran dan pemetaan kadastral tradisional yang provider-
driven berganti menjadi user-driver system untuk mendukung sistem
informasi pertanahan multifungsi dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Dari perspektif di atas, Enemark dkk., (2010) menyatakan
informasi yang berpotensi memberikan tawaran manfaat signifikan
yang dihasilkan oleh teknologi baru mencakup: Informasi administrasi
pertanahan (land administration information), yang dihasilkan oleh
aktivitas kadastral, land recording, dan penilaian tanah; Informasi
pertanahan dan ruang (land information) tentang peruntukan dan
penggunaan tanah, penataan ruang, dan catatan hak atas tanah;
Informasi geografis (geographic information) tentang bentang alam
(terrain), sumber daya alam dan infrastruktur fisik di atasnya.
BAB 2. 71
Kadaster, Pendaftaran Tanah, dan Administrasi Pertanahan