Page 310 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 310
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 285
ketenagakerjaan. Menurut Li, perspektif ketenagakerjaan dapat
membantu mengurai kontradiksi yang terdapat dalam praktik-
praktik akuisisi tanah secara luas pada dua skala/tingkatan (analisis),
yakni (1) level agricultural enterprises, perspektif ketenagakerjaan
menyoroti penciptaan lapangan kerja dan imbalan yang diterima
oleh orang-orang yang bekerja dan hidup disekitar perkebunan
besar, dan (2) level national dan international, perspektif ini dapat
digunakan dalam menjelaskan situasi sulit yang dihadapi oleh
penduduk (angkatan kerja) yang tidak dapat terserap dalam sistem
kapitalisme global.
Seperti yang dilaporkan oleh Bank Dunia dalam “Rising Global
Interest in Farmland: Can it Yield Sustainable and Equitable Beneits?”
(selanjutnya disingkat RGIF) bahwasanya akuisisi tanah secara luas
merupakan salah satu jalan dalam mengurangi kemiskinan melalui
tiga mekanisme yakni, tenaga kerja upahan, pertanian kontrak
dan pembayaran sewa/pembelian atas tanah. Dalam naskah ini, Li
menelaah keterhubungan antara praktik akuisisi tanah secara luas
dengan upaya pengurangan kemiskinan, dilihat dari aspek peluang
bekerja dan pembayaran transaksi atas tanah, serta menelaah
praktik-praktik pertanian kontrak. Dengan menggunakan data-data
pada laporan tersebut, dan pengalaman sejarah panjang perkebunan
kolonial dan kontemporer di Indonesia, Li menunjukkan adanya
kontrakdiksi internal di dalamnya dan karenanya laporan tersebut
dapat diragukan (ditolak) sepenuhnya.
Menurut laporan RGIF, akuisisi tanah secara luas oleh korporasi
dapat mengurangi kemiskinan dengan mendayagunakan tanah
yang belum dikelola (potentially arable, non-forested land, very
few people on it) secara lebih baik. Namun demikian hal tersebut
tidak secara otomatis akan terjadi. Dengan menggunakan perspektif
penciptaan surplus/logika kapital Li menyatakan, “production might
succeed, but poverty reduction through employment or compensation
for land is not an investor’s concern.” Menurut Li, di tengah situasi
kompetisi global para investor akan memaksimalkan keuntungan,
di mana sumber keuntungan tersebut berasal dari keberlimpahan
tenaga kerja dan harga tanah yang murah. Bahkan di Indonesia,
ketersediaan tenega kerja murah yang berlimpah dan alokasi lahan