Page 312 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 312
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 287
pihak yang paling produktif (korporasi). Namun muncul pertanyaan,
“where will these people go, and what will they do?.” Menurut Li,
secara alamiah kapital selalu mencari subsidi (baik berupa regulasi,
ketersediaan lahan dan sumber air, biaya eksternalitas) dan menekan
biaya (harga) tenaga kerja. Dengan demikian, argumen bahwa tenaga
kerja upahan pedesaan dan migrasi keluar adalah jalan keluar dari
kemiskinan tidak dapat dipertahankan.
(MYS)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.tandfonline.com
IV. 26. Marti, Serge. 2008. “Losing Ground: The Human Impacts
of Palm Oil Expansion”. Research Report dari Friend of Earth.
Kata kunci: kelapa sawit, konlik lahan, masyarakat adat,
keanekaragaman hayati
Pembangunan perkebunan secara demikian cepat membuat
banyak masyarakat adat menjadi semakin miskin dan termarjinalkan,
merendahkan institusi dan budaya mereka, dan menghancurkan
keragaman hayati hutan di Indonesia. Laporan dari Marti
memperjelas bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah
meneruskan berbagai pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat
adat – khususnya hak untuk berpartisipasi, hak terhadap budayanya,
air dan kesehatan, hak bekerja, dan hak untuk dilindungi dari
perlakuan buruk, penahanan sewenang-wenang, bahkan hak untuk
hidup. Pelanggaran ini bukan hanya terhadap standar hak asasi
manusia internasional yang mana Indonesia turut menandatangani,
namun juga prinsip-prisnip dasar RSPO. Telah banyak organisasi yang
memperhatikan perkembangan ekspansi kelapa sawit berkeyakinan
bahwa tindakan sewenang-wenang ini terus terjadi dan berulang di
berbagai perkebunan di seluruh Indonesia.
Pihak yang paling bertanggung jawab dalam berbagai
pelanggaran tersebut adalah pemerintah Indonesia yang telah
meloloskan legislasi produk hukum, yang mana produk hukum
tersebut mendiskriminasi masyarakat adat, menempatkan konversi