Page 143 - Berangkat Dari Agraria
P. 143

120  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
             terletak pada paradigma  “pembangunanisme”  dan paradigma
             “penataanisme”  yang berpadu  dalam  satu keranjang. Paradigma
             pembangunan berorientasi memfasilitasi percepatan pembangunan
             untuk pertumbuhan  ekonomi.  Sementara paradigma penataan
             bermaksud  menata penguasaan,  pemilikan,  penggunaan  dan
             pemanfaatan tanah untuk keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.


             Untuk siapa?
                 Isi PP Bank  Tanah  terdiri  atas 51  pasal.  Pada ketentuan
             perencanaan,  akuntabilitas proses perencanaan  jangka panjang
             selama 25 tahun yang akan melewati 3-5 kali pergantian Presiden
             (Pasal  5)  penting  diperhatikan.  Pengelola Bank  Tanah harus
             mampu membuat  perencanaan  dengan mempertimbangkan
             Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2000-2025  yang
             berlaku,  dengan  visi  Presiden  dan  Wakil  Presiden  sekarang,  dan
             mengantisipasi visi Presiden dan Wakil Presiden mendatang.

                 Terkait pengaturan pemanfaatan  tanah  (Pasal  14),  perlu
             diperjelas  untuk  kebutuhan apa dan guna  kepentingan  siapa?
             Pemanfaatan tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat miskin
             di pedesaan,  utamanya  buruh  tani, petani  penggarap  dan petani
             gurem  yang  menjadi  subyek  reforma  agraria  harus  diprioritaskan
             merujuk Perpres No 86/2018 Reforma Agraria.

                 Perlu  dilihat hubungan ketentuan  pendistribusian  tanah
             dengan reforma agraria (Pasal 15). PP tidak menjelaskan proses yang
             nantinya akan berjalan. Perlu dibuat uraian utuh mengenai konsep
             redistribusi  tanah dalam  reforma agraria,  agar  nyata  hubungan
             keduanya. Cakupan tugas dan fungsi Bank Tanah yang sangat luas
             (Pasal 16) perlu diantisipasi. Potensi tumpang tindih wewenang bisa
             melahirkan konflik antar lembaga. Wewenang, tugas dan fungsinya
             dengan  Kementerian ATR/BPN  agar  saling  mendukung  peran
             masing-masing.

                 Ketentuan  ketersediaan  tanah untuk reforma  agraria paling
             sedikit  30% dari  tanah  negara oleh Bank  Tanah  (Pasal  22) cukup
             problematik.  Alokasi  tanah untuk reforma  agraria persentase
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148