Page 131 - Generasi Muda Reforma Agraria
P. 131
110 Generasi Muda Reforma Agraria
Akibat penyusutan wilayah perairan dan pertambahan
area daratan, terdapat perubahan pola di masyarakat. Sebelum
mengalami sedimentasi, mayoritas masyarakat adalah
nelayan, namun saat ini beralih menjadi petani dan pekerja
lainnya. Hal demikian disebabkan masyarakat tidak memiliki
wilayah perairan yang baik untuk menangkap ikan, sedangkan
masyarakat masih menggunakan alat tangkap tradisional
sehingga belum bisa mengambil ikan di laut lepas. Masalah
lain yang muncul ialah terkait kepemilikian dan penguasaan
lahan sedimentasi. Dalam dinamika di masyarakat,
masyarakat berasumsi bahwa daratan sedimentasi ialah
lahan komunal (common property) sehingga dapat dikuasai
dan dimiliki oleh siapapun. Oleh sebab itu, masyarakat
melakukan pematokan terhadap lahan yang dikuasai oleh
masing-masing warga tanpa tercatat oleh negara. Alhasil,
dinamika tersebut memunculkan sengketa. Keadaan tersebut
semakin ketika pejabat formal (pejabat Desa) campur
tangan dalam penguasaan lahan dan sumberdaya. Pejabat
Desa beragumentasi bahwa Pemerintah Desa memiliki hak
istimewa dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan
warga sesuai UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Namun, masyarakat beranggapan bahwa Desa telah
melakukan penyimpangan dengan melakukan penipuan dan
penjualan lahan yang hasil penjualannya masuk ke kantong
oknum Desa tersebut.
Dengan demikian, menurut saya menarik untuk melihat
dinamika masyarakat dalam penguasaan dan kepemilikan
lahan sedimentasi. Desa sebagai representasi kehadiran