Page 205 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 205

182   FX. Sumarja


                Terdapat keganjilan dalam UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah
            Susun  terkait  dengan  pemanfaatan  tanah barang  milik negara/
            daerah dan  jangka waktunya.  Aturan  pemanfaatan  tanah  barang
            milik negara/daerah tersebut bertentangan dengan UUPA. Pasal 19
            ayat (1) UU Rumah Susun menyatakan, pemanfaatan barang milik
            negara/daerah  berupa  tanah  untuk  pembangunan rumah  susun
            dilakukan dengan cara  sewa atau  kerjasama  pemanfaatan.  UUPA
            menganut prinsip bahwa yang berhak menyewakan tanah hanyalah
            pemilik  tanah, karena negara atau instansi pemerintah pengguna

            tanah barang milik negara itu bukan sebagai pemilik tanah, maka dia
            tidak boleh menyewakan tanah kepada pengembang rumah susun.
                Sementara itu Pasal 21  ayat (3)  UU Rumah Susun mengatur
            bahwa  jangka waktu  sewa atas  tanah diberikan  selama  60  tahun
            sejak ditandatanganinya perjanjian tertulis. Jangka waktu ini dirasa

            janggal  karena melebihi jangka  waktu HGU dan  HGB dan  HP.
            Walaupun UUPA tidak menyebutkan jangka waktu sewa tanah untuk
            bangunan (Pasal 44-45), namun kepatutannya jangka waktu sewa
            tidak boleh melebihi hak lain yang lebih kuat yaitu HGU, HGB, dan
            HP. Apabila hak sewa tanah untuk bangunan dengan jangka waktu
            60 tahun itu kemudian dinikmati oleh orang asing, bukankah ini
            akan memperlemah aturan larangan pemindahan tanah hak milik
            kepada orang asing yang termuat dalam Pasal 26 ayat (2) UUPA.

                Selain  undang-undang  tersebut di atas  masih ada  undang-
            undang  yang memperlemah ketentuan Pasal 26  ayat (2) UUPA,
            yaitu UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Untungnya
            ketentuan  yang memperlemah UUPA  telah  dibatalkan  oleh
            Mahkamah Konstitusi. Pasal 21 huruf a dan Pasal 22 UU No. 25 Tahun

            2007 menyatakan bahwa selain fasilitas,  pemerintah memberikan
                                                51


            51  Fasilitas yang diberikan  kepada  penanaman  modal dapat  berupa: a.
                pajak penghasilan  melalui pengurangan penghasilan  netto  sampai
                tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210