Page 200 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 200

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  177


              tanah, agar dapat dimiliki oleh calon penerima hak harus diajukan
              permohonan  kepada pejabat  yang  berwenang untuk  dilakukan
              perubahan hak yang sesuai.
                  Pertimbangan keluarnya Pasal  14  ayat (2)  Permendagri
              No.  6  Tahun  1972  adalah  agar  tanah  yang  dipindahkan  (dijual/
              dihibahkan)  tidak jatuh  pada  subjek hak  yang  tidak berhak.
              Perubahan  hak  diperlukan  agar  dapat  dimiliki oleh  subjek  yang

              menerimanya. Meskipun ketentuan ini bukan maksudnya memberi
              peluang  kepada  orang  asing  untuk mendapatkan hak milik  atas
              tanah, namun ketentuan ini akan dimanfaatkannya. Ketentuan ini
              bisa dikategorikan  sebagai  pelemahan  terhadap aturan  larangan
              kepemilikan  tanah  hak  milik oleh orang asing.  Misalnya,  tanah
              hak milik dijual kepada WNA,  supaya tanah tetap dapat dimiliki,
              status hak miliknya diturunkan menjadi hak pakai. Peluang orang

              asing  mendapatkan  tanah  hak  milik diperbesar dengan adanya
              proses  penurunan  status  hak atas  tanah yang akan  mendapatkan
              kemudahan lebih lanjut dengan ketentuan PPJB.
                  Ketentuan  perolehan  hak  atas tanah  secara  normal tersebut
              di  atas  dinilai  memakan  waktu  lama,  sukar  dan  tidak  efisien.
              Mekanisme itu  dirasa menghambat lalu lintas bisnis. Pemerintah

              sangat menyadari  bahwa tanah sudah menjadi komoditas/barang
              dagangan,  yang bisa  dengan mudah memberikan kontribusi
              terhadap  pendapatan negara/daerah,  melalui Pajak Penghasilan
              (PPh) dan Pajak Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
              Oleh karenanya, melalui Permennag/ Ka.BPN No. 9  tahun 1999
              mekanismenya  lebih disederhanakan. Berdasarkan ketentuan Pasal
              93, 94  dan 95 Permennag/Ka.BPN No. 9  tahun 1999  mekanisme

              perolehan tanahnya sebagai berikut:
              (1)  peralihan Hak Milik atau HGU atau HGB dilakukan  terlebih
                  dahulu  kepada WNA  atau Hak Milik kepada  badan hukum
                  dengan   dibuatkan Risalah  Lelang   jika  dilakukan melalui
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205