Page 201 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 201

178   FX. Sumarja


                pelelangan  atau akta PPAT  jika dilakukan melalui pemindahan
                hak seperti  jual beli. Demikian,  Hak Milik  atas tanah sudah
                berpindah kepada WNA atau badan hukum;
            (2)  setelah  itu, bersamaan  dengan proses pendaftaran peralihan
                haknya  diajukan  juga  permohonan   perubahan   status Hak
                Milik menjadi HGB atau  Hak  pakai  dengan  melampirkan
                Risalah  Lelang  atau Akta Jual Beli dari PPAT sehingga dalam
                sertifikatnya  sudah  tercantum status hak atas  tanah yang  baru.



                Penyederhanaan  mekanisme   peralihan hak  atas  tanah
            tertentu kepada pihak yang tidak memenuhi syarat sebagai subjek
            hak mensiratkan  adanya kebebasan  dalam melakukan  peralihan
            hak.  Setiap  pemegang  Hak Milik  dapat menjualnya kepada
            siapapun  termasuk subjek hak yang  tidak memenuhi  syarat atau
            setiap orang dapat membeli tanah  dengan status  hak atas  tanah
            apapun  termasuk  yang  tidak dapat dimilikinya. Syaratnya setelah

            akta peralihannya  dibuat  dan hak atas tanahnya  beralih diajukan
            permohonan  perubahan  status hak atas tanah yang sesuai  atau
            yang dapat dipunyai.
                Penyederhanaan ini, jelas  akan memperlemah ketentuan
            larangan  pemindahan  tanah hak milik kepada  orang  asing  yang
            termuat  dalam Pasal  26  ayat (2)  UUPA dan dapat dikategorikan
            sebagai  peralihan hak yang batal demi hukum. Mengingat peralihan

            hak  tersebut batal  demi  hukum, maka  perolehan  tanahnya juga
            batal demi hukum.  Selain melemahkan ketentuan Pasal 26 ayat (2)
            UUPA, penyederhanaan itu berpotensi melanggar ketentuan Pasal
            42 dan 45 UUPA, yaitu hak atas anah bagi orang asing.

                Dikaji dari asas-asas dan prinsip-prinsip hukum tanah nasional,
            bahwa hak atas tanah itu telah beralih kepada pembeli atau pembeli
            lelang pada saat ditandatanganinya akta jual beli atau risalah lelang.
            Hal ini juga sejalan dengan asas hukum adat, bahwa jual beli bersifat
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206