Page 203 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 203

180   FX. Sumarja


            pemegang hak atas tanah atau pemakai tanah di atas tanah negara
            sebagaimana dimaksud.
                Perolehan  tanahnya,  juga difasilitasi oleh  pemerintah  yang
            diatur dalam Pasal 33 ayat (4). Pasal tersebut menegaskan pemberian
            kewenangan kepada badan  usaha  dan bentuk  usaha  tetap Migas
            untuk “menggusur” dengan menyatakan:

                Badan usaha  atau  bentuk usaha  tetap  yang  bermaksud
                melaksanakan kegiatannya  dapat memindahkan bangunan,
                tempat umum,  sarana  dan prasarana umum  sebagaimana
                dimaksud dalam ayat (3) huruf a dan huruf b setelah terlebih
                dahulu memperoleh izin  dari  instansi  pemerintah  yang
                berwenang.

                UU No. 22 Tahun 2001 ini terlalu mementingkan usaha Migas,
            meskipun terdapat  aturan  larangan terhadap  penggunaan tanah
            untuk kegiatan usaha Migas seperti yang diatur dalam Pasal 33 ayat

            (3). Pasal 33 ayat (3) menyatakan, bahwa kegiatan usaha Migas tidak
            dapat dilaksanakan pada:
            a.  Tempat pemakaman, tempat yang dianggap suci, tempat umum,
                sarana dan  prasarana  umum, cagar alam, cagar  budaya, serta
                tanah milik masyarakat adat;
            b.  Lapangan dan  bangunan  pertahanan  Negara  serta  tanah di

                sekitarnya;
            c.  Bangunan bersejarah dan simbol-simbol negara;
            d.  Bangunan, rumah tinggal, atau pabrik beserta tanah pekarangan
                sekitarnya, kecuali  dengan izin  dari  instansi Pemerintah,
                persetujuan masyarakat,  dan  perseorangan  yang berkaitan
                dengan hal tersebut.


                Ketentuan  tersebut  ternyata  bisa  ditembus  dan  diingkari
            semuanya. Pengingkaran ini diawali dengan anak kalimat, “kecuali
            dengan izin  dari instansi Pemerintah,  persetujuan masyarakat,
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208