Page 263 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 263

240   FX. Sumarja


            asing,...adalah batal karena hukum  dan  tanahnya jatuh kepada
            negara....
                Putusan   pengadilan  tersebut  justru  akan   berpotensi
            memperkuat  dan menyebabkan  penyelundupan hukum melalui
            pinjam nama/strooman/kedok/nominee/trustee)  terus  terjadi,  dan
            akan merugikan perkembangan pembangunan wisata di Indonesia
            utamanya  wisata  pantai  serta menimbulkan ketidak-percayaan

            terhadap  penegakan  hukum  di Indonesia.  Jangan  sampai  Bangsa
            Indonesia  mendapat predikat  sebagai  bangsa pembohong/penipu
            oleh bangsa lain. Seharusnya sesuai dengan politik hukum larangan
            kepemilikan tanah hak milik oleh orang asing, tanah objek sengketa
            tersebut jatuh pada  negara.

                Demkian itu, tujuan dari larangan kepemilikan tanah hak milik
            oleh orang asing  sungguh dapat  terwujud,  dan dapat dieliminir
            terjadinya penyelundupan hukum. Baik orang asing maupun WNI
            kedok sama-sama dikenakan sanksi, yaitu orang asing  kehilangan
            uangnya, dan  WNI  kedok kehilangan  tanahnya. Hal  demikian
            sejalan  dengan  pendirian  Logemann  dan  harapan  van  Hattum.
                                                                        10
            Selain itu  tentunya  akan  sejalan  dengan  teori negara hukum
            kesejahteraan.  Segala  sesuatunya  didasarkan pada  hukum, untuk

            mencapai kesejahteraan  rakyat. Namun  demikian, masih  perlu
            didorong adanya sanksi pidana bagi siapa saja yang membantu atau
            memfasilitasi  terjadinya  penyelundupan hukum. Oleh karena itu,
            apa gunanya politik hukum larangan kepemilikan tanah hak milik
            oleh orang asing atau larangan pemindahan tanah hak milik kepada
            orang asing jika konstruksi Pasal 26 ayat (2) UUPA tidak dipatuhi
            oleh penegak hukum.

                Berdasarkan  putusan-putusan  pengadilan  tersebut di atas
            dapat  dikatakan bahwa kualitas  putusan  pengadilan  di  Indonesia




            10  Sudargo Gautama, Hukum Agraria..., Op. Cit., hlm. 84-87
   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268