Page 260 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 260
Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing 237
tanggal 21 Juni 2006 diputuskan diantaranya adalah:
1) Dalam Konvensi:
a. Menyatakan menurut hukum bahwa Pengikatan Pengakuan
Utang dengan Jaminan yang dibuat di hadapan Notaris I
Made Puryatma, SH., Nomor 44, tanggal 23 Desember 1999
adalah sah;
b. Menghukum kepada tergugat konvensi/penggugat
rekonvensi untuk mengembalikan utangnya kepada para
penggugat konvensi/tergugat rekonvensi sejumlah US$
500,000.00 (lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat).
2) Dalam Rekonvensi: menolak gugatan Penggugat Rekonvensi/
Tergugat Konvensi untuk seluruhnya.
Mengingat gugatan rekonvensi ditolak oleh PN Denpasar, maka
penggugat dalam rekonvensi mengajukan banding ke PT Denpasar.
Pengadilan Tinggi Denpasar dan mengabulkan banding, dengan
pertimbangan hukum, bahwa:
1) Dalam Akta Pengakuan Utang Dengan Jaminan No.44 (Pl)
terdapat penyelundupan hukum karena tanah-tanah yang
dijadikan jaminan di dalam pengakuan utang tersebut adalah
sebenarnya milik Penggugat (Michael Alfred Emil Staeck)
sedangkan Penggugat yang berkewarga-negaraan Jerman tidak
boleh mempunyai hak milik atas tanah di Indonesia (Pasal 21
ayat (1) UUPA). Tergugat hanya dipinjam namanya.
2) Akta Pengakuan Utang dengan Jaminan No.44 (Pl) selain fiktif
juga dibuat untuk kepentingan penggugat, yaitu agar tergugat
tidak dapat menjual, mengalihkan tanah-tanah yang sebenarnya
milik penggugat tersebut.
Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut amar Putusan
Pengadilan Tinggi Denpasar No. 31/PDT/2007/ PT. DPS., tanggal 13

