Page 255 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 255

232   FX. Sumarja


                Pada tahun 2012 Tety Caroline mengajukan gugatan terhadap I
            Made Pria Dharsanah, SH dan Mrs. Susi Johnston di PN Denpasar
            untuk menyatakan batal  demi  hukum,  cacat hukum  dan  tidak
            mempunyai kekuatan mengikat terhadap akta PPJB No. 42 tanggal
            28  Nopember  2005;  menyatakan  demi hukum  penguasaan  tanah
            oleh tergugat II tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum
            mengikat;  menghukum  tergugat  II  menyerahkan  tanah  objek
            sengketa  dalam keadaan kosong;  dan masing-masing  tergugat
            dihukum  membayar  biaya perkara  secara  tanggung renteng. Atas

            gugatan tersebut PN Denpasar mengabulkannya yang dituangkan
            dalam  Putusan No.  238/Pdt.G/2012/PN.Dps  tanggal  19 September
            2012.  Terhadap  putusan  tersebut  tergugat I  dan II mengajukan
            banding  dan  telah diputus oleh  PT  Denpasar dalam  Putusan-
            nya No.54/PDT/ 2013/PT.Dps  tanggal  17  April 2013.  PT Denpasar
            menguatkan Putusan PN No. 238/Pdt.G/2012/PN.Dps  tanggal  19
            September 2012.

                Putusan tersebut menarik, sebab seorang notaris dapat digugat
            karena membuatkan  akta PPJB yang  isinya  cacat  hukum, yaitu
            bertentangan  dengan Pasal 1320 KUHPerdata (tidak memenuhi
            syarat objektif dan subjektif) dan  Pasal  21 ayat  (1) UUPA. Artinya
            meskipun akta PPJB itu dibuat atas kehendak para pihak,  notaris
            tidak bisa berlindung  dibalik  asas kebebasan berkontrak  sebab
            Notaris dilarang untuk membuatkan akta yang bertentangan dengan

            undang-undang. Mengingat  PPJB tersebut terkait dengan objek HM
            atas tanah dan subjek hak WNA, hal tersebut dilarang oleh undang-
            undang.
                Akta PPJB No. 42 tanggal 28 Nopember 2005 dinyatakan batal

            demi hukum oleh PN dan PT Denpasar. Pertimbangan hukum dari
            PN maupun PT Denpasar adalah bahwa akta tersebut  melanggar
            ketentuan  undang-undang  antara  lain  Pasal  1320  KUHPerdata,
            Pasal 26 ayat (2) UUPA dan Pasal 21 UUPA. Anehnya putusan ini
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260