Page 51 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 51

28    FX. Sumarja


            b.  Welfare function; negara wajib menyejahterakan bangsa;
            c.  Educational  function; negara  wajib mencerdaskan kehidupan
                bangsa; dan
            d.  Peacefulness function; negara  wajib menciptakan  perdamaian
                dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat, baik ke dalam
                maupun ke luar.


                Berdasarkan  pemahaman doktrin di  atas,  sudah  sewajarnya
            jika pembatasan pemberian hak atas tanah bagi orang asing perlu

            diperkuat dengan mengkaji titik kelemahan peraturan perundang-
            undangan yang mengatur penguasaan hak-hak atas tanah.
                Lebih lanjut, sudah sewajarnya juga jika Mahkamah Konstitusi
            merumuskan lebih lanjut  pengertian hak menguasai negara/
            menderivasi, dikarenakan adanya  pandangan dan  persepsi  yang

            beda-beda. Konsep hak menguasai negara di dalam pertimbangan
            hukum  putusan Mahkamah Konstitusi  perkara Undang-Undang
            Migas, Undang-Undang Ketenagalistrikan,  dan Undang-Undang
            Sumber Daya  Alam  dinyatakan bahwa “Hak Menguasai Negara/
            HMN” bukan dalam makna Negara memiliki, tetapi dalam pengertian
            bahwa Negara berhak merumuskan kebijakan (beleid), melakukan
            pengaturan  (regelendaad),  melakukan pengurusan  (bestuurdaad),
            melakukan pengelolaan (beheerdaad), dan melakukan pengawasan
            (toezichtthoundendaad)  di bidang SDA.
                                 18
                Mahkamah Konstitusi melalui putusannya No. 36/PUU-X/2012
            perihal pengujian UU No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
            Bumi,  menafsirkan kembali lebih  tajam makna “dikuasai  oleh
            negara”, bahwa:

                “bentuk penguasaan negara peringkat pertama dan yang paling
                penting adalah negara melakukan pengelolaan secara langsung


            18  Putusan MK No. 21-22/PUU-V/2007 tentang UU Penanaman Modal jo.
                Putusan No. 01-02-022/ PUU-I/2003, hlm. 334.
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56