Page 167 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 167
bertanggungjawab, dalam arti aktivitas produksi
dan konsumsi tidak membawa dampak serius bagi
lingkungan hidup, baik dengan cara pengurangan emisi,
alternatif bahan baku ramah lingkungan, atau model-
model ekonomi sirkular.
d) Penanganan Perubahan Iklim (Tujuan 13);
Perubahan iklim berdampak pada perubahan durasi
musim, pola cuaca, dan pada gilirannya ketersediaan
sumber pangan. Dalam situasi yang ekstrim, populasi
penghuni bumi juga dapat menurun tajam akibat
perubahan iklim akibat sakit, kekeringan, gelombang
panas, kedinginan atau bencana alam terkait cuaca.
Penataan Akses yang merespons perubahan iklim relatif
jarang atau masih rintisan, misalnya integrasi aktivitas
ekonomi dengan penyerapan karbon di udara.
e) Ekosistem Lautan (Tujuan 14);
Di Indonesia, kawasan maritim masih minim dalam
diskursus agraria, sehingga genangan air asin seisinya
yang luas itu belum terpikirkan tata kelolanya yang
sesuai dengan konsep keagrariaan yang selama ini
dipahami. Dampak lingkungan akibat pencemaran
di kawasan maritim boleh jadi lebih luas karena air,
sebagaimana udara, merupakan media dengan mobilitas
tinggi daripada tanah. Di bawah permukaan air adalah
permukaan darat yang masih belum banyak tersentuh,
salah urus lantai samudera dapat menjadi bencana yang
lebih massif.
f) Ekosistem Daratan(Tujuan 15);
Ekosistem daratan sangat dekat dengan isu agraria sebab
tanah secara umum dipahami sebagai objek Reforma
Agraria. Barangkali yang masih luput dipikirkan ialah
Reforma Agraria di kawasan perairan darat, mengingat
di Indonesia hingga periode ini, rezim hak yang dikenal
152 REFORMA AGRARIA EKOLOGIS:
Praktik Penataan Akses Ramah Lingkungan di Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul