Page 198 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 198
Kata Kepala Keluarga rumah tangga saya, wajah sosial ekonomi
dusunnya tidak banyak berubah sejak 30 tahun silam. Begitu awet
muda, komentar saya. Kemajuan infrastruktur tidak lantas membuat
isi kepala semaju deret ukur. Tidak mudah menerima hal baru,
termasuk orang baru dan cara baru. Penghormatan dan penghargaan
pada perbedaan masih harus diperjuangkan. Solidaritas pun tidak
teruji ketika pandemi. Dan, ketimpangan masih awet, sebagaimana
lestarinya aksi-aksi sepihak elit terhadap hal-hal yang tak disukainya
menggunakan kekuatan massa, mengutamakan persekusi daripada
diskusi. Hal-hal serupa hukum rimba seperti ini tidak dapat dihindari,
namun tetap perlu disiasati.
Kecenderungan pemilihan lokasi sejak 2021 justru menghindari
persoalan-persoalan terkait agraria untuk dibiarkan daripada
menjemputnya untuk diselesaikan lewat Penataan Akses sesuai
dengan kewenangannya. Hal itu tercermin dalam arahan pelayan
publik dan ketentuan-ketentuan dalam Petunjuk Teknis, seperti
memilih SRA dengan latar belakang pemilik tanah yang clean dan
clear tanpa sengketa waris sekalipun. BPN memang bukanlah hakim
untuk sengketa keluarga, namun memberi manfaat pada setiap
subyek hak adalah kewenangannya.
Kemudian, saya mendapat undangan untuk menjadi tenaga
pendukung Penataan Akses dari Kantor Pertanahan Kabupaten
Bantul, di saat yang sama wacana penutupan Tempat Penampungan
Sampah terbesar di Propinsi DIY mulai menuai kecemasan warga (4
April 2023).
7. Keputusan di Luar Kelaziman
Pada 18 April 2023, Kantah Bantul menerbitkan SK Penetapan
Lokasi Penataan Akses RO I TA 2023 di Desa Panjangrejo. Bagi saya,
ini sejarah baru di BPN: penetapan lokasi dengan proses yang
partisipatif. Tentu saja, keputusan Kantah Bantul tidak lazim
menurut tradisi pelayan publik yang masih elitis dan top down.
Semoga majikan saya tidak dimarahi atasannya.
BAB V 183
Catatan Harian Petugas Lapangan