Page 193 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 193

Suatu malam saat bekerja bakti memasang corblok jalan, seorang
            tetangga menanyakan  apa  pekerjaan  saya, “Petugas Lapangan
            BPN”, jawab  saya, “tetapi  tidak mengurusi  sertipikasi  tanah,  yang
            diurusi  mengembangkan  usaha masyarakat  yang  tanahnya  sudah
            bersertipikat atau belum disertipikatkan”, lalu saya memberi contoh
            apa saja yang FS kerjakan di Selopamioro (2021) dan Wukirsari (2022).
            Tetangga saya heran, BPN kok bisa juga mengurusi pengembangan
            usaha. Kemudian, dia bercerita bahwa kampung di mana saya tinggal,
            menyimpan banyak persoalan yang mungkin bisa dibantu oleh BPN.
                Hampir setiap tahun pada puncak musim hujan, sawah-sawah di
            dusun-dusun sebelah selatan langganan banjir, itu termasuk dusun
            di  mana saya  tinggal,  penyebabnya sederhana:  tumpukan sampah,
            utamanya plastik,  di pintu  air pembuangan  yang  menghubungkan
            saluran irigasi sekunder dengan hilir sungai Opak—salah satu sungai
            besar  di DIY  yang menuju  pantai  selatan,  banjir ini menyebabkan
            tanam padi bisa diulang hingga 5 kali, jika terjadi anomali cuaca maka
            palawija atau hortikultura yang siap panen bisa membusuk di lahan
            akibat terendam berhari-hari.

                Sampah  plastik anak  kandung  industri  yang  sulit ditangani,
            dan  di  kampung  saya “air  yang mampir  dan  terlalu lama  parkir”
            sudah menjadi  ancaman bagi ketahanan  pangan (saya  sengaja
            menggunakan istilah  ketahanan  pangan  karena  istilah  kedaulatan
            pangan membutuhkan prasyarat berupa keragaman sumber pangan
            bersumber lokal, prinsipnya: tanamlah yang kita makan dan makanlah
            yang kita tanam, apa saja yang ada di sekitar).

                Cerita tetangga saya ditutup dengan pertanyaan yang terdengar
            seperti  tagihan,  “Apakah  BPN  bisa  adakan  kegiatan  seperti  di
            Selopamioro  di  kampung ini?” Bagi  saya,  pertanyaan itu  sekaligus
            kesempatan  saya  untuk bakti  desa  sebagai  warga baru, mending
            menjelaskan  warga  yang  belum  bisa  memahami beban  dan  ritme
            kerja FS Kantah Bantul melalui praktik bermanfaat daripada rentetan
            kalimat.

                Jika suara rakyat perwujudan suara Tuhan, maka keluhan rakyat
            adalah amanat-Nya (13 Maret 2023).

            178   REFORMA AGRARIA EKOLOGIS:
                  Praktik Penataan Akses Ramah Lingkungan di Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198