Page 197 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 197
Siang menjelang sore, saya mendapat kabar Desa Panjangrejo
dipertimbangkan menjadi lokasi, namun bukan karena kegentingan
masalah sampah yang sudah menjadi bencana dan berdampak
pada rawan pangan, melainkan karena usaha yang sudah ada yaitu
gerabah dan keramik juga pertanian semi organik. Penataan Akses
tidak mengambil risiko mendampingi usaha rintisan, betapapun itu
inovatif dan minim saingan. Saya belum berkesempatan membantu
warga mengantisipasi kerawanan pangan di desa ini melalui Penataan
Akses, sampah belum peroleh kesempatan untuk beralih menjadi
berkah.
Akhirnya, NIB saya terbit di penghujung Maret. NIB itu
menjadi syarat untuk melamar posisi FS, betapapun pengurusannya
merepotkan (1 April 2023).
6. Pilih yang Mapan atau yang Rentan?
Dua tahun berturut-turut, Penataan Akses Kabupaten Bantul
dilaksanakan di lokasi yang boleh dibilang mapan. Uniknya, dalam
skala desa, perangkat kedua desa menyatakan angka kemiskinan
ekstrim masih tinggi. Bahkan, kawan saya sesama FS menyatakan,
“Sejak awal, kita dikasih kartu mati!”. Dia tidak salah. Dalam
konteks pemberdayaan, mendapati masyarakat yang rentan adalah
kesempatan emas, sebaliknya, memperoleh masyarakat yang mapan
berarti hampir tak ada yang bisa dikerjakan.
Lokasi di tahun 2021 langganan program CSR dari lembaga
bersumberdaya besar, anggaran aksi lapangannya jauh lebih besar
dari anggaran GTRA dan langsung dirasakan masyarakat. Lokasi
di tahun 2022 adalah desa dengan aset wisata yang tidak diraguan
kapasitasnya, bahkan jauh sebelum program BPN ini masuk, desa
itu sudah terkenal dengan Istana Penangkaran Burung, destinasi
eduwisata hasil inisiasi warga dan dikenal nasional, empu-empu
wayang kulit kerajaan bersemayam di desa ini, belum lagi batik tulis
yang melegenda. Karena itulah, saya melihat potensi menjanjikan
Desa Panjangrejo untuk pemberdayaan: sampah, rentan bencana,
rawan pangan.
182 REFORMA AGRARIA EKOLOGIS:
Praktik Penataan Akses Ramah Lingkungan di Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul