Page 23 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 23
Nur Aini Setiawati
wilayah setengah daerah Kerajaan Jawa dan pada 7 Oktober
1756, Sultan Mangkubumi mendapat gelar Sampeyan Dalem
Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati
Ingalogo Ngabdurrahkhman Sayidin Panatagama Kalifatullah.
Gelar ini memiliki arti bahwa sultan adalah penguasa di dunia,
dan juga Senopati ing Ngalogo yang memiliki arti bahwa sul-
tan adalah mempunyai kekuasaan dalam menentukan
perdamaian atau peperangan dan panglima angkatan perang
pada saat terjadi peperangan. Di samping itu, sultan adalah
Abdurrahman Sayidin Panatagama yang berarti penata
agama, sultan diakui sebagai Kalifatullah pengganti Nabi
Muhammad SAW. Dengan demikian, secara absolut sultan
7
memiliki anugerah dari Tuhan untuk memegang kerajaan
dan memiliki kekuasaan militer, politik, dan agama.
Kekuasaan Sultan yang absolut berkurang karena adanya
disintegrasi di Kerajaan Mataram, dengan ditandai terbagi-
nya kekuasaan Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan
Kasultanan Yogyakarta. Disintegrasi itu disebabkan wilayah
kedua kerajaan terpencar secara tidak beraturan. Ada wila-
yah Surakarta yang terletak di timur Surakarta. Dengan ada-
nya disintegrasi kerajaan yang tidak dapat terbendung itu,
menyebabkan situasi/wibawa Kasultanan Yogyakarta tidak
“terkendali” yang berimbas pada ketidakkuasaan menolak
berdirinya Kadipaten Pakualaman pada 17 Maret 1813 atas
keputusan pemerintah Inggris. Wilayah Kekuasaan Paku-
alaman meliputi wilayah di sekitar istananya (onderdistrict
7 B. Schirieke, Indonesian Sociological Studies (The Hague: W. Van
Hoeve. Ltd, 1957), II, hlm. 13
4