Page 24 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 24
Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
Paku Alam) di dalam Kota Yogyakarta dan Kabupaten
Adikarto di Kulonprogo yang meliputi distrik Galur,
8
Tawangarjo, Tawangsoko, dan Tawangkarto. Pada dasar-
nya dibentuknya Kadipaten Paku Alaman oleh Pemerintah
Inggris merupakan counter balance bagi kekuasaan sultan. 9
Setelah perang Diponegoro berakhir, pada 1830, wilayah
Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta dipertegas
oleh Belanda melalui Perjanjian Klaten pada 27 September
1830 yang ditandatangani Sunan Paku Buwana VII pada 1
Oktober 1830 dan Sri Sultan Hamengku Buwana V pada 24
Oktober 1830. Berdasarkan perjanjian itu, wilayah Yogya-
karta meliputi Mataram serta Gunungkidul dan wilayah
Surakarta meliputi Pajang dan Sokowati. Batas yang diten-
tukan antara kedua wilayah itu adalah jalan di Prambanan
membujur ke utara sampai ke Gunung Merapi dan ke selatan
sampai ke Gunungkidul di kaki gunung sebelah utara. Kecuali
itu Sunan masih berhak memiliki juga tanah makam di Imogiri
dan Kotagede beserta tanah 500 karya di sekitar makam
Imogiri dan Kotagede. Demikian pula, sultan masih memiliki
hak atas tanah makam Seselo beserta tanah seluas 12 jung di
sekitarnya. Kasultanan Yogyakarta itu menjadi permanen
hingga Sultan Hamengku Buwana IX. 10
8 Soedarisman Poerwokoesoemo, Kadipaten Pakualaman
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985), hlm. 148-151
9 Vincent J.H Houben, Kraton and Kumpeni: Surakarta and
Yogyakarta 1830-1870 (Leiden: KITLV Press, 1994), hlm. 73.
10 P.J Suwarno, Hamengku Buwono IX Dan Sistem Birokrasi
Pemerintahan Yogyakarta 1942-1974: Sebuah Tinjauan Historis (Yogya-
karta: Kanisius, 1994), hlm. 53
5