Page 25 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 25

Nur Aini Setiawati

                Kasultanan Yogyakarta merupakan kerajaan yang memi-
            liki wilayah administratif yang luas. Kehidupan masyarakat-
            nya bersifat agraris. Oleh karena itu, tanah menjadi sarana
            legimitasi sultan dalam kekuasaannya. Menurut konsep tradi-

            sional Jawa, raja merupakan pusat suatu kehidupan di dunia
            dan pemilik tunggal atas tanah kerajaan. Sultan memiliki dua
            jenis hak atas tanah yaitu hak politik yang merupakan hak
            untuk menetapkan batas-batas luas daerah dan kekuasaannya
            dan hak untuk mengatur hasil kepemilikan tanah sesuai
            dengan adat. 11
                Kota Yogyakarta merupakan kota keraton yang diawasi
            oleh pemerintah kolonial Belanda. Dengan sendirinya, dua
            kekuatan kepentingan yaitu kekuatan tradisional dan
            kekuatan kolonial bertemu di dalamnya. Oleh karena itu,
            persoalan-persoalan yang ada di wilayah Yogyakarta diatasi
            oleh dua kekuatan itu dengan mengadakan kontrak-kontrak
            politik. 12
                Kota istana di kota tradisional Yogyakarta tampak

                                                  13
            mengandung makna dikotomi kognitif.  Konseptualisasi
            dikotomi koqnitif merupakan konsep yang mempertentang-

                11  Soemarsaid Moertono, Negara Dan Usaha Bina-Negara di Jawa
            Masa Lampau: Studi tentang Masa Mataram II, Abd XVI sampai XIX
            (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 134.
                12  Abdurrachman Surjomihardjo, Kota Yogyakarta 1880-1930:
            Perkembangan Sosial (Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia, 2000),
            hlm. 11-12
                13  Suyatno Kartodirdjo, “Transformasi Sosial Dua Kota
            Tradisional Di Jawa”, makalah pada Simposium Internasional Ilmu-
            Ilmu Humaniora II: Bidang Linguistik dan Sejarah (Yogyakarta:
            Fakultas Sastra UGM, 1993), hlm. 3

            6
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30