Page 30 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 30

Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat

               untuk menyelesaikan perkara-perkara hukum orang pribumi
               baik yang menyangkut perkara pidana maupun perdata.  20
               Pada tahun 1917 pemerintah kasultanan masih melangsung-
               kan lembaga pengadilan Bale-Mangu untuk mengadili per-

               kara-perkara tanah. Pengadilan ini merupakan pengadilan
               administratif perkara tanah antara patih dan lurah dengan
               penduduk. Di samping itu, sultan masih mempunyai keku-
               asaan mengadili perkara keluarga sedarah. Dengan demikian,
               sultan memiliki kekuasaan mengadakan dua macam penga-
               dilan yaitu Pengadilan Keraton Darah Dalem untuk menanga-
               ni perkara warga yang masih memiliki kedekatan darah
               dengan keraton dan Pengadilan Kepatihan Darah Dalem yang
               mengadilan perkara-perkara yang sama terhadap keluarga
               sedarah turunan ketiga dan keempat. Akan tetapi, dengan
               adanya pranatan dalam Rijksblad 1927 No. 35, kedua penga-
               dilan itu dijadikan satu dengan diberi nama Pengadilan Kera-
               ton Darah Dalem yang tempat bersidangnya di Sri Manganti.
               Pengadilan itu dibentuk karena semakin kompleksnya perma-

               salahan-permasalahan dalam masyarakat termasuk perma-
               salahan mengenai tanah Kasultanan. 21
                   Masalah besar yang dihadapi pengadilan Lanraad dan
               pengadilan Keraton Darah Dalem adalah bagaimana menyele-
               saikan sengketa tanah yang terjadi pada para bangsawan,
               kerabat keraton, dan orang pribumi di wilayah Yogyakarta.
               Sengketa tanah itu meliputi masalah warisan, persewaan, hi-


                   20  Staadsblad Van Nederlandsch Indie, tahun 1909, No. 320.
                   21  K.R.T Notoyoeda, :Sekedar Gambaran mengenai Pengadilan
               di Jogjakarta’ (tanpa penerbit)

                                                                   11
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35