Page 34 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 34
Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
Dalam konsep hukum adat, arti hak milik bergantung
pada hubungannya dengan hak ulayat. Hubungan orang
yang membuka tanah dengan tanah yang dibuka, semakin
lama semakin kuat apabila tanah itu tetap dipelihara, dan
pada akhirnya tanah itu menjadi hak milik si pembuka. Selan-
jutnya, pemilik tanah tersebut dapat melakukan transaksi
atas tanahnya. Mereka dapat menjual, memberikan, mengga-
daikan, menukarkan dan sebagainya. Meskipun demikian,
hak ulayat masyarakat hukum adat tetap ada. Apabila tanah
yang sudah dibuka itu kemudian tidak dipelihara dan
ditelantarkan, tanah akan kembali menjadi hak ulayat masya-
rakat hukum adat. 24
Hubungan masyarakat hukum adat sedemikian eratnya
dengan tanah, tempat anggota masyarakat bertempat tinggal.
Hubungan itu tidak hanya bersifat yuridis semata, tetapi juga
menunjukkan hubungan yang bersifat magis religius. Mun-
culnya hubungan yang erat itu karena tanah memiliki bebe-
rapa fungsi baik sebagai harta kekayaan, tempat tinggal,
kuburan, maupun sebagai tempat pertokoan. Oleh karena
itu, tanah dalam masyarakat hukum mempunyai arti dan
status tersendiri apabila dibandingkan dengan harta benda
lainnya. Selain itu, tanah mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan kewenangan masyarakat hukum adat. Adapun
wewenang di kalangan masyarakat hukum adat disebut “hak
ulayat” yang berarti hak yang dimiliki suatu masyarakat
hukum adat untuk menguasai seluruh tanah beserta isiya di
lingkungan wilayahnya. Karena berupa hak penguasaan atas
24 Ibid., hlm. 44.
15