Page 37 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 37

Nur Aini Setiawati

            menekankan pada aturan hukum (de jure) yang dapat menim-
            bulkan hak dan kekuasaan. Oleh karena itu, negara untuk
            dapat dinyatakan menguasai tanah harus dinyatakan terlebih
            dahulu kepemilikannya yang disebut dengan  domein

            verklaring. Dengan demikian, seseorang yang tidak dapat
            membuktikan bahwa tanah yang dikuasainya adalah milik-
            nya, maka tanah yang bersangkutan adalah tanah negara
            (eigendom negara). Apabila tanah dikuasai oleh negara, maka
            negara dapat menyewakan atau menguasainya. Oleh karena
            itu, muncul berbagai macam hak tanah anatara lain hak eigen-
            dom, hak opstal, hak erfpacht, hak pungut hasil (Vruchtgebruik),
            dan hak hipotik.
                Konsep pemilikan hak atas tanah yang bersumber pada
            hukum adat yang bersifat de facto berbenturan dengan konsep
            hukum Barat yang bersifat de jure yang bersumber pada
            domein verklaring. Kondisi itulah yang menyebabkan terjadinya
            sengketa tanah. Keberadaan hukum adat tidak dapat meng-
            hadapi kekuasaan pemerintah kolonial. Sengketa tanah di

            Kota Yogyakarta merupakan sengketa tanah yang pada prin-
            sipnya memperebutkan ruang. Hal itu disebabkan oleh ada-
            nya perubahan fungsi tanah.

            D. Metode dan Sumber

                Untuk lebih menjelaskan permasalahan pemilikan tanah
            di Kota Yogyakarta, penelitian ini “lebih dekat” mengguna-
            kan pendekatan sosiologis.  Pendekatan itu dapat digunakan
                                    29

                29  Untuk pendekatan sosiologis lihat Neils J. Smelzer, Sociol-
            ogy: An Introduction  (New York: John Wiley & Sons, 1967), Peter

            18
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42